Tuntaskan Cerita Istimewa untuk Jersey Final Pertama

| Penulis : 

Air mata Eka Defi Ananda tak terbendung ketika menceritakan momen mengharukan sesaat setelah timnya SMAN 1 Unggulan Muara Enim berhasil lolos ke final DBL 2021 South Sumatera Series. Saat itu Eka sebenarnya mendapat giliran menjawab siapa yang dihubungi pertama usai timnya memastikan tiket ke final.

Eka awalnya menjawab ia langsung menghubungi orang tuanya seusai laga semifinal. Dari sambungan telepon itu, ia bisa merasakan kebanggaan orang tuanya.

"Mereka pastinya bangga. Perjalanan kami jauh-jauh tak sio-sio. Tiga tahun ikut DBL, akhirnyo di tahun terakhir biso ngomong papa mama, akhirnya aku masuk final. Dari dulu kalau ngabari orang tua selalu bilang, pa-ma aku kalah," ucap Eka dengan sesenggukan. Melihat temannya menangis haru, Arlika yang berada di sebelah Eka langsung memeluk.

Bangga sekaligus haru. Itulah memang suasana yang tergambar di ruang tunggu pemain SMAN 1 Unggulan Muara Enim di GOR Dempo, kompleks Jakabaring Sports City, Senin (8/3). Siang itu tim putri SMAN 1 Unggulan Muara Enim datang ke GOR untuk menjalani sesi pemotretan dengan jersey final.

Kebanggaan tergambar dari wajah mereka ketika menggunakan jersey final bercorak manga itu. Maklum, ini adalah jersey final pertama mereka. Ini adalah prestasi tertinggi SMAN 1 Unggulan Muara Enim ketika berlaga di kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, DBL.

"Bangga luar biasa. Saya merasa tidak sia-sia berlatih selama ini hingga akhirnya bisa mencapai final," ujar Desmita Anggraini.

"Tapi perjuangan kami belum tuntas. Masih ada laga esok yang harus kita tuntaskan," timpal Zabella Elsandy.

Zabella sendiri mengaku akan menyimpan jersey itu sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, ia ingin menuntaskan perjuangan meraih gelar juara agar jersey itu punya cerita istimewa.

Ya, jika memang berhasil keluar sebagai juara, jersey itu memang sangat berkesan buat mereka. Bukan hanya buat anak-anak SMAN 1 Unggulan Muara Enim saja sebenarnya, tapi juga untuk para pemain SMAN 11 Palembang. Sebab, jersey itulah yang mengantarkan sekolah mereka juara untuk pertama kalinya. Kedua sekolah itu selama ini tak pernah mencicipi rasanya menjadi juara di DBL.

"Selama ini yang kami dapat hanya bisa sampai delapan besar terus. Kali ini sampai final, kemudian berkesempatan mendapatkan jersey final, rasanya tidak percaya. Saya sendiri tadi merasa, ini beneran atau mimpi," jelas Zahra Nabilla Putri.

Zahra paling antusias dan cukup panjang mengungkapkan perasaannya menerima jersey final itu. Beberapa kali pembicaraannya terhenti karena mengatur nafas. Sesekali matanya menerawang ke atas untuk membendung air mata haru yang tak bisa ditahannya.

"Aku merasa terharunyo karena perjuangan kali ini masih dengan teman-teman yang samo. Tak ado teman-teman yang merasa capek karena kemarin gagal terus. Jadi aku merasa kami susah-sedih samo-samo selama ini akhirnya berbuah final," jelasnya.

Zahra merasa teman-temannya setim ini sudah seperti keluarga. Tak jarang memang dalam perjalanan selama ini di antaranya mereka ada yang marahan. Namun ketika satu misi juara di DBL 2021 telah diusung, mereka tetap kompak.

"Jadi kami itu berjuang bersama sudah seperti sebuah keluarga. Dan hasil kemarin (menang atas SMAN 2 Lahat dan ke final) seolah Tuhan menunjukkan bahwa tak ada perjuangan yang sia-sia. Kini tinggal selangkah lagi perjuangan kami untuk bisa mewujudkan champion," jelasnya.

Arlika Sarry, yang ada di samping Zahra, menambahkan, ketika menerima jersey final itu perasaan mereka campur aduk. Terutama bagi anggota tim yang kelas 12. 

"Ini kan kesempatan terakhir kami bermain di DBL. Selama ini kami selalu kalah. Kerap jadi bahan perbincangan di sekolah. Nah ini waktunya kami buktiin bahwa kami sebenarnya bisa champion," ungkapnya.

Bagi Arlika tidak mudah menjadi kompetisi di DBL apalagi untuk anak kelas 12. Sebab konsentrasi mereka juga terpecah bagaimana melanjutkan studi ke depannya. Juga harus menghadapi banyak ujian menjelang kelulusan.

Perasaan yang sama juga diungkapkan anak-anak SMAN 11 Palembang. Banyak di antara mereka yang masih belum percaya bahwa akhirnya bisa menggunakan jersey final.

"Beda rasa gembiranya. Meskipun saya sendiri sempat nominasi first team (musim 2019), tapi begitu bisa menggunakan jersey final bersama teman-teman satu tim rasanya bahagia banget," ujar Azka Salsa Nabila.

Anak-anak SMAN 11 Palembang berharap jersey itu punya cerita istimewa di karir basketnya. Mereka ingin berfoto menggunakan jersey itu sambil memegang prize board dan medali champions. Sebab gelar champions DBL itu bakal tercatat sebagai yang pertama dalam sejarah sekolah.(*)

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024
Mulus ke Big Eight, Coach Bayu Beri Catatan untuk Tiga Empat