Dencit suara sepatu Muhammad Dwi Aditya memang sudah tak lagi terdengar di GOR Dempo, tempat gelaran kompetisi DBL 2021 South Sumatera Series. Itu seiring tersingkirnya SMAN 9 Palembang setelah dikalahkan oleh SMAN 6 Palembang.
Namun, jejak prestasi Dwi Aditya masih terukir di DBL 2021 South Sumatera Series. Ini karena ia masih memegang Beat The Record (BTR) sebagai pencetak poin tertinggi dalam satu game.
Rekor itu terungkir di laga lawan SMAN 6 Palembang itu. "Gak nyangka aku bisa dapat poin sebanyak itu dan masuk dalam daftar Beat The Record," kata Dwi.
Dwi mengaku senang sekali akhirnya bisa berlaga di DBL. Sebenarnya, tahun lalu ia sudah berpartisipasi tapi di ajang 3x3. Saat itu penampilannya sangat memukau hingga dinobatkan menjadi Most Valuable Player (MVP).
"Seneng banget akhirnya di tahun terakhirku ada DBL lagi. Meskipun tanpa penonton tapi tetap seru," ujarnya. Ia berharap, DBL 2021 ini bisa menjadi motivasi buat para student athlete di seluruh Indonesia. "Bagaimana pun DBL ini menjadi mimpi banyak anak di Indonesia. Ketika tidak ada DBL karena pandemi, mimpi itu seolah terkubur," ungkap pemain kelahiran 2 Februari itu.
Dwi sendiri termasuk pemain yang yakin DBL bakal hadir lagi. Oleh karena itu, ia tetap menjaga fisiknya selama pandemi ini. "Selama pandemi ini aku menjaga fisiknya dengan latihan yang tidak mengganggu kondisi tubuh. Selain itu juga istirahat yang cukup," jelasnya.
Cowok dengan tinggi badan 178 cm itu sebenarnya ingin membawa sekolahnya melangkah lebih jauh di DBL 2021. Namun perjuangannya berkata lain. SMAN 9 tersingkir dari SMAN 6 di fase awal. "Meski kalah tapi teman-teman sudah berupaya maksimal. Di pertandingan itu kami bisa mengimbangi permainan SMAN 6 yang memang diperkuat pemain bagus-bagus," ujarnya.
Dwi yang kini sudah menginjak di kelas XII tetap ingin melanjutkan karir basketnya. Ia ingin mengikuti seleksi masuk salah satu perguruan tinggi di Jakarta yang terkenal dengan prestasi basketnya.(*)