Gelaran DBL 2021 West Nusa Tenggara Series resmi berakhir, Jumat (28/2). Banyak yang mengapresiasi sekaligus bertanya, bagaimana DBL bisa memulai kembali liga basketnya ketika pandemi belum benar-benar pergi?
Semuanya itu sebenarnya buah dari jalan panjang yang ditempuh DBL Indonesia selama setahun terakhir. DBL Indonesia benar-benar tidak ingin ada generasi yang harus kehilangan mimpinya karena tidak pernah melalui masa SMA-nya bersama kompetisi DBL.
Kita semua tahu, ketika pandemi terjadi di seluruh belahan dunia, berbagai perhelatan kompetisi olahraga memang dihentikan. Termasuk kompetisi basket terbesar di Indonesia, DBL.
Nah, berhentinya kompetisi DBL yang selama ini digelar di 30 kota di Indonesia ini sangat mengganggu mimpi para pelajar SMA. Bukan hanya para pemain basket pelajar, tapi juga mereka yang punya talenta di dance dan suporter kreatif sekolah. Ribuan pertanyaan telah masuk ke DBL Indonesia -baik dari pelajar, orang, maupun sekolah- yang mempertanyakan kapan kompetisi DBL bisa dimulai lagi.
DBL Indonesia cukup kesulitan menjawab hal itu. Apalagi jika dikaitkan dengan kondisi di berbagai daerah yang sebenarnya bisa disebut "normal lagi". Misalnya bagaimana mereka mencontohkan mal atau tempat rekreasi yang sudah kembali aktif seperti sediakala.
Wajar jika pertanyaan-pertanyaan itu membombardir DBL Indonesia. Sebab, selama ini ribuan peserta kompetisi DBL bukan sekedar bermimpi bisa membawa sekolahnya juara dan meraih hadiah. Tapi, mereka juga bermimpi bisa menjadi yang terbaik hingga bisa masuk DBL Camp. Dimana di DBL Camp itu mereka bisa mendapatkan pelatihan dari para mentor basket dunia yang tergabung dalam World Basketball Academy atau WBA.
Tidak hanya cukup sampai di DBL Camp. Ribuan anak-anak itu menyemai mimpi mereka agar bisa menjadi yang terbaik di DBL Camp agar masuk skuad DBL All-Star. Ujung dari DBL All-Star tak lain adalah kesempatan menimbah ilmu di negara yang selama ini menjadi kiblat dari olahraga basket, Amerika Serikat (AS).
Selama kompetisi tertunda karena pandemi, DBL Indonesia dengan berbagai cara mengajak anak-anak di Indonesia untuk tetap aktif. Sambil melihat peluang dan mencari cara bagaimana bisa menggelar kompetisi lagi dengan cara yang aman, DBL Indonesia sempat menggelar ViCee Skills Competition. Sebuah ajang kompetisi skill individu basket yang dilakukan secara online.
Di tengah itu, DBL tetap berupaya menepati janji menyelenggarakan liga pada awal 2021. Sekali lagi DBL Indonesia tidak ingin agar tidak ada "generasi" yang hilang karena ada angkatan yang tidak dapat melalui masa SMA-nya bersama kompetisi DBL.
Sejumlah langkah koordinasi dengan sejumlah pihak dilalui DBL Indonesia. Dimulai dengan berkoordinasi bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali. DBL memohon arahan bagaimana harus melangkah agar tetap bisa mengawal mimpi anak-anak muda Indonesia, tapi sekaligus juga memastikan semuanya bisa terjamin kesehatan dan keselamatannya.
CEO sekaligus founder DBL Indonesia Azrul Ananda ketika melakukan pertemuan virtual dengan Menpora Zainuddin Amali.
Koordinasi yang dikemas lewat pertemuan virtual itu melibatkan stakeholder kompetisi DBL. Termasuk anak-anak peserta DBL dan para pelatihnya. Secercah harapan tumbuh dari semangat yang diberikan Pak Menteri kala itu.
Sebagai organisasi yang bergerak dibidang kreatif, DBL Indonesia juga berkoordinasi dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Arahan-arahan juga didapat dari sana. Kebetulan Pak Menteri juga "anak basket". Jauh sebelum menjadi menteri sudah sangat paham semangat dan misi kompetisi DBL.
(DBL Indonesia ketika berkoordinasi dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno).
Sambil terus berkoordinasi, DBL Indonesia juga tetap melakukan riset dan memantau bagaimana perkembangan pandemi. Mencari referensi dengan bongkar pasang opsi. Itu sangat tidak mudah, guys. Lebih rumit daripada urusan percintaan kalian.
Di tengah upaya itu, DBL terus berkeliling Indonesia mencari kota yang memenuhi syarat penyelenggaraan liga DBL 2021. Salah satu kota yang didatangi DBL adalah Mataram dan Palembang.
Selama di Mataram dan Palembang, DBL sudah menemui banyak pihak untuk mencari tahu bagaimana perkembangan dan penanganan pandemi. Kami juga mempelajari semua opsi apabila liga diadakan di dua kota ini.
Semua pihak di NTB dan Sumatera Selatan memberikan kesempatan DBL untuk menggelar liga dengan syarat protokol kesehatan ketat. Kalian bisa baca dokumentasi bagaimana pertemuan DBL dan sejumlah pihak terkait di NTB dan Sumsel.
PROTOKOL KESEHATAN KETAT
Jalan panjang DBL Indonesia menyiapkan DBL 2021 juga diwujudkan untuk menyusun protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Tentu prokes ini tidak bisa diwujudkan sendirian oleh DBL. Perlu pertisipasi dari para peserta -baik pemain, ofisial, maupun perangkat pertandingan- untuk menaati prokes tersebut.
Penerapan prokes ini yang bisa memastikan penyelenggaraan aman dan lancar. Sebab prokes yang dibuat DBL Indonesia ini juga hasil dari koordinasi dengan berbagai pihak, terutama Satgas Covid-19 di kota setempat.
Salah satu ketatnya protokol kesehatan yang diterapkan DBL berawal dari hal yang sederhana. Sejak awal DBL sudah punya kampanye JAJACUTAPAMA atau Jaga Jarak, Cuci Tangan, dan Pakai Masker.
Tracing dan Testing
Di step selanjutnya DBL juga punya program TRACING. Semua peserta dengan mewajibkan pengisian self assessment ketika mereka terlibat dalam aktivitas di venue. Mulai dari pelaksanaan technical meeting sampai ketika pertandingan. Pengisian self assessment itu dilakukan secara online melalui DBL.id.
Tahapan protokol kesehatan selanjutnya ada TESTING. Seluruh yang terlibat aktif pada DBL 2021 mulai dari pemain basket, ofisial, tim dance, wasit dan petugas pertandingan, panitia dan crew, media peliput,wajib mengikuti tes swab antigen. Semuanya difasilitasi secara gratis oleh DBL Indonesia. Di DBL 2021 West Nusa Tenggara Series yang telah selesai Jumat (26/2) lalu, total telah dilakukan pengambilan sampel sebanyak 820.
Pemain, ofisial, dan tim dance wajib menjalani swab antigen secara real time sebelum tanding (H-3 Jam). Di DBL 2021 West Nusa Tenggara Series kemarin, tim finalis putra, SMAN 5 dan SMAN 2 total sudah melakukan 4 kali tes swab antigen dalam 5 hari kompetisi.
Pembatasan Kerumunan
DBL 2021 menerapkan pembatasan potensi kerumunan selama kegiatan. Panitia hanya mengakomodir 50 kursi dari kapasitas tribun yang sanggup menampung 1.500 penonton. Atau hanya sebesar 3 persen! Prioritas itu hanya untuk orang tua dan guru dari sekolah peserta. Mereka semunya juga wajib self assessment.
Pembatasan kerumunan itu juga diterapkan dengan tidak adanya penjualan tiket on the spot. Namun secara online melalui aplikasi DBL Play. Pembeli tiket wajib duduk sesuai nomor kursi. Kursi itu sendiri telah ditetapkan jaraknya 3 meter. Pintu masuk dan keluar dibedakan dengan akses pemain. Para penonton yang hadir wajib menerapkan prokes. Selalu bermasker, pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak. Mereka akan diawasi terus oleh satgas yang dibentuk DBL Indonesia.
Tayangan Livestream Semua Laga
Selama ini salah satu yang dinanti-nantikan peserta DBL non penonton adalah kehadiran ke tribun. Tim suporter sekolah ini selama ini menyemarakan jalannya pertandingan dengan datang langsung menonton ke venue.
Nah, sebagai gantinya, DBL akan menyiarkan seluruh pertandingan via livestream. Aktivitas nribun online pun dibuat agar pertandingan tetap semarak.
Dalam DBL 2021 West Nusa Tenggara Series ada 14 laga 5on5 basket disiarkan secara livestream. Selain itu ada juga dua laga final Mainbasket 3x3 dan penampilan Best Five DBL Dance Competition yang disiarkan secara livestream.
Siaran livestream itu ternyata kalah menariknya dengan kehadiran penonton di tribun ketika sebelum pandemi. Terbukti, penonton livestream seluruh gelaran DBL 2021 West Nusa Tenggara Series mencapai puluhan ribu penonton sekali penayangan dalam durasi kurang dari 24 jam.
Sterilisasi Venue
Salah satu bagian protokol kesehatan lain yang diterapkan di DBL 2021 adalah penyemprotan disinfektan secara berkala di seluruh venue. Hal ini dilakukan sebelum bertanding.
Penyemprotan juga dilakukan pada bola, kursi bench, kursi dan meja petugas pertandingan, ruang ganti, dan kursi tribun. Setiap selesai game, disediakan waktu 30 menit untuk sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan.
Kebiasaan Baru Prokes Bagi Pemain
Ketatnya prokes yang diterapkan DBL 2021 menimbulkan konsekuensi baru buat para pemain. Selain wajib menjalani tes swab antigen real time H-3 Jam sebelum bertanding, pemain juga langsung dikarantina di ruang ganti masing-masing.
Pemain hanya bisa melakukan peregangan di lokasi yang telah ditentukan. Pemain juga wajib membawa botol minuman dan handuk sendiri.
Masker wajib digunakan pemain saat melakukan pemanasan jelang tipoff. Saat pemanasan masing-masing pemain disediakan bola yang telah disterilkan, untuk digunakan pemanasan.
Kursi di bench juga diatur dengan jarak 1,5 meter. Pemain tidak boleh duduk berpindah-pindah saat di bench. Wajib hukumnya tetap memakai masker saat di bench. Masker baru dilepas ketika bermain.
Panitia menyediakan tempat khusus untuk meletakkan botol minum dan masker di tiap kursi bench. Pemain dan ofisial tidak diperkenankan kontak erat seperti bersalaman, tos, berpelukan baik dengan rekan setim maupun tim lawan. Baik sebelum maupun sesudah pertandingan.
Kebiasaan Baru Prokes Bagi Tim Dance
Sama dengan pemain basket, tim dance juga harus melakukan kebiasaan baru dampak dari prokes yang dibuat DBL. Selain wajib melakukan tes swab antigen real time H-3 jam sebelum bertanding, peserta juga dikarantina di ruang ganti masing-masing.
Peserta dance harus berdandan sejak dari rumah. Tidak diperbolehkan berdandan di venue. Peserta juga harus membawa botol minuman dan handuk sendiri.
Seluruh tim dance wajib tetap bermasker saat berada di pinggir lapangan. Masker dilepas hanya ketika tampil. Wajib menjaga jarak saat berada di pinggir lapangan. Dan tetap tidak diperkenankan kontak erat, seperti bersalaman, tos, berpelukan, dengan rekan sesama tim dance, pemain, dan ofisial. Naik sebelum hingga sesudah pertandingan.
Cara Baru Awarding di DBL 2021
Protokol kesehatan di DBL 2021 juga menyentuh pada awarding atau penyerahan penghargaan untuk pemenang. Pemain, ofisial, wajib tetap menggunakan masker saat prosesi awarding.
Tamu VIP dan crew bermasker serta mengenakan sarung tangan medis. Tamu VIP meletakkan medali dan trofi di meja yang disediakan. Setelah itu pemain dan ofisial mengambil sendiri medali atau trofi tersebut. Dipastikan rangkaian acara awarding tidak lebih dari 15 menit.
Semua prokes ini akan dipandu oleh personel full team dari Surabaya. DBL Indonesia juga menyiapkan tenaga ahli dr Pratama Wicaksana (Medical Advisor) dan Erwin Triono (DBL Academy Basketball Director). Begitulah jalan panjang penyelenggaraan DBL 2021, demi satu kata: kembali mewujudkan mimpi student athlete di Indonesia.(*)
Baca juga: Berbagai Pihak Puji Prokes Ketat DBL 2021 West Nusa Tenggara Series