Kondisi normal yang mulai terjadi di beberapa kota di Indonesia, membuat sejumlah student athlete kembali merindukan berkompetisi. Mereka sangat berharap berkesempatan mengikuti kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, DBL. Terutama mereka yang berstatus rookie atau pemain yang akan lulus tahun ini.

Hal ini pula yang terjadi pada skuad SMAN 1 Muara Enim. Mereka sangat rindu dengan atmosfer GOR yang kerap menggema di tiap pertandingan DBL. Begitu dapat izin untuk mengelar latihan basket bersama,  tim SMAN 1 Muara Enim langsung mempersiapkan diri. Smansa Me (julukan SMAN 1 Muara Enim) telah menyusun kekuatannya. Pelatih baru pun didatangkan.

Saat ini tim pemegang dua trofi DBL South Sumatera Series itu diarsiteki oleh Rahmad Putra. Sebelumnya, coach Rahmad merupakan pelatih SMAN 2 Muara Enim. Kehadiran coach Rahmad seperti membawa angin segar bagi tim. Terlebih, kondisi pandemi di daerah Muara Enim terus berangsur membaik di awal tahun ini. Aktivitas warga sudah mulai normal, tentu beradaptasi dengan kondisi new normal.

"Alhamdulillah kondisi di Muara Enim memang terus membaik. Makanya anak-anak diperbolehkan latihan tatap muka," ucap coach Rahmad. Pasca didapuk menjadi pelatih, pria 25 tahun itu langsung membuat program jangka panjang. Mengingat skuad yang ada di Smansa sekarang mayoritas berasal dari kelas X. Namun hal itu bukan sebuah kesulitan buat coach Rahmad. "Pemain kelas X ini banyak yang saya kenal sejak lama," katanya.

Menurutnya, program jangka panjang itu dibuat dengan memulai semuanya dari awal. Latihan fundamental menjadi core dari program jangka panjang itu. 

“Semua kembali lagi dari awal. Selama November sampai Januari ini kami masih dalam fase persiapan umum. Sebelumnya kami sekitar tujuh bulanan di pandemi latihan secara virtual via Zoom. Saat itu ya buat jaga kondisi saja," terangnya.

Skuad SMAN 1 Muara Enim sewaktu latihan (source: dok pribadi)

Meskipun sudah mendapatkan izin latihan bersama, namun coach Rahmad sangat dispilin urusan protokol kesehatan. Menurutnya, kepatuhan protokol kesehatan sebagai bentuk keseriusan persiapan mengikuti DBL. "Percuma latihan kalau tidak disiplin protokol kesehatan. Kalau terjadi apa-apa kan semua jadi percuma," katanya.

Kedisiplinan coach Rahmad bahkan sampai diterapkan dengan reward and punishment. "Mereka saya denda kalau tidak patuhi protokol. Uang denda itu masuk ke dalam kas tim. Selain membayar denda, mereka juga harus melakukan long run selama 30 menit," paparnya.

Yang tak kalah menarik dari program coach Rahmad adalah caranya membentuk chemistry anak asuhnya. Cara membentuk chemistry itu tidak hanya lewat latihan basket, tapi dengan bermain game online bersama.

“Di luar latihan biasanya kami adakan kegiatan biar makin kompak. Yang paling sering dilakukan bersama adalah main game online. Mabar (main bareng)-lah istilahnya," ujarnya. Bahkan, pernah anak asuhnya diikutkan turnamen game online. "Kadang kita juga ada jadwal renang bareng," pungkasnya.(*)

Baca-baca Mainmain.id yuk, ada banyak info menarik di sana buat kalian. Terutama kalian yang suka berita hiburan, kpop dan drakor serta info-info seputar game dan esports.

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Drama Overtime Antarkan SMAN 1 Pacet Mojokerto ke Playoffs
Awaluddin Hatta Ingin Kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM Makassar
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya