Berat badan menjadi salah satu kendala bagi Riyadh. Student athlete asal SMAN 2 Banjarmasin itu selama ini memanfaatkan tantangan dari ViCee Skills Competition untuk mengembalikan fisiknya seperti dulu.
Selama ini Riyadh merasa tubuhnya terlalu berat ketika berlari dan loncat. Maka dari itu, ia berlatih dengan porsi yang lebih banyak, sekaligus agar mencapai target yang sudah direncanakan. Berat badan Riyadh sempat mencapai 75 kg. Namun kini seiring berjalan ia berhasil menurunkannya hingga 67 kg.
Riyadh bersyukur, semangatnya mengikuti ViCee Skills Competition dapat dukungan penuh dari pihak sekolah, SMAN 2 Banjarmasin. Pihak sekolah mengizinkan Riyadh berlatih dengan teman lainnya di sekolah. Namun tetap dengan batasan orang dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada.
Meskipun difasilitasi penuh oleh sekolah, tapi tetap saja Riyadh menemui kendala. Yang paling tak bisa dihindari tentu cuaca. Sebab selama ini ia hanya bisa berlatih di lapangan outdoor. Sekolahnya belum punya lapangan basket indoor.
"Kendala paling parah sih pas hujan saat latihan. Jadi saya dan teman-teman harus melakukan pembersihan dulu setelah hujan biar gak licin," ujar Riyadh.
Selain soal lapangan, Riyadh juga mengalami kendala seputar jaringan internet. "Entah kenapa sinyal di sekitar sekolahku tidak bagus, jadi suka lemot pas upload," imbuhnya.
Pelajar kelas 11 ini awalnya mengaku tak terlalu mematok target tinggi. Ia mengaku selagi masih bisa bermain basket, ia merasa sudah cukup. “Memang aku ingin jadi Top 10 ViCee Elite Player, tapi kalaupun gak tercapai pun gak masalah. Aku masih bisa bermain basket dan mengasah skills yang aku punya, dan aku senang melakukan itu, bagiku sudah cukup," ungkapnya.
Saat ini, Riyadh juga sedang mempersiapkan diri untuk 2021. Ia merasa akan ada event basket kembali dimulai pada tahun selanjutnya. "Ikut kompetisi ini biar tahu skills orang di luar pulau Kalimantan itu seperti apa, dan juga mempersiapkan diri untuk tahun depan. Sepertinya event basket kan sudah mulai lagi pada 2021 nanti," tukasnya.(*)
