Salah satu challengers ViCee Skills Competition, Aldina Hernani tidak menyangka bisa masuk babak playoff. Sebab sejak awal ia merasa datang dari kota kecil. Aldina menjadi satu-satunya perwakilan dari SMAN 1 Kertosono, kabupaten Nganjuk.
Sesaat setelah pengumuman masuk 50 besar kemarin, Aldina langsung membagikan kabar bahagia itu ke seluruh orang terdekatnya. Mulai orangtua, teman dekat, dan guru di sekolah dan juga pelatih.
“Alhamdulillah dengan kerja keras, saya bisa masuk ke babak playoff. Gak nyangka banget. Apalagi aku gak pernah ikut DBL. Kesempatan ini tak akan aku sia-siakan,” ungkapnya.
Orang tua Aldina sendiri sangat senang mendengar kabar baik itu. Mereka sangat mendukung Aldina dalam menekuni basket. Orang tua Aldina selalu menyakinkan bahwa ia bisa sukses meskipun terlahir dari keluarga yang sederhana. “Akhir-akhir ini aku sering diberi semangat agar terus fokus di basket. Diyakinkan semua orang kalau saya bisa. Selalu diingatkan untuk percaya diri meskipun tidak pernah ikut DBL sebelumnya,” jujur Aldina.
Sosok orang tua, terutama ibu, bagi Aldina sangat penting. Ia selama ini selalu termotivasi bisa membanggakan keduanya. Salah satunya dengan mencapai banyak hal positif yang tak bisa dilakukan orang tuanya semasa muda karena sejumlah keterbatasan.
Cerita Aldina, kedua orang tuanya sebenarnya hampir menjadi atlet olahraga. “Ibu dulu sangat bercita-cita jadi seorang atlet. Namun beliau tak bisa mewujudkan itu. Makanya aku ingin mewujudkan itu untuk membanggakan mereka berdua," ucapnya.
Atas dasar itulah, Aldina sangat termotivasi melakukan yang terbaik di ViCee Skills Competition. Menjadi Top 10 ViCee Elite Player menjadi targetnya.
Untuk mewujudkan target itu. setiap hari dari pagi, siang, hingga sore bahkan sampai malam, Aldina menyempatkan belajar seputar basket. Perjuangan untuk latihan basket sendiri selama ini tak muda. Terutama ketika ia harus berlatih di lapangan outdoor. Sebab jika musim penghujan datang seperti sekarang ini, Aldina sampai harus ngepel lapangan terlebih dahulu.
“Aku kalau ngerjain challenge dan latihan biasa di lapangan deket desa. Atau nggak di lapangan SMP-ku dulu. Nah, kalau pas lagi hujan ya harus dibersihkan dahulu, dipel. Kebetulan di daerahku nggak ada lapangan indoor,” jelasnya.
Aldina merasa selama playoff ini persaingan semakin ketat. Ia pun harus menyemangati dirinya sendiri agar latihan lebih keras untuk bisa mewujudkan target menjadi Top 10 ViCee Elite Player. Ia juga berupaya semaksimal mungkin tidak lengah dengan tugas dan ujian dari sekolahnya.
"Selama usaha dibarengi dengan doa, aku yakin bisa mewujudkan semua targetnnya. Tentu juga harus ada restu orang tua," pungkasnya.(*)