12 Oktober ini Provinsi Jawa Timur merayakan hari jadinya yang ke-75. Bicara basket, Jawa Timur tentu tak bisa dipandang sebelah mata. Termasuk pembinaan basket usia dininya.
Di Jawa Timur-lah kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, DBL berawal. Dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap pembinaan basket usia dini, termasuk kompetisi DBL, selama ini sangat tinggi. Terakhir, Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak sendiri yang melepas keberangkatan skuad Honda DBL All-Star 2019 untuk belajar dan bertanding ke Amerika Serikat, Februari 2020.
Bicara prestasi basket usia dini, Jawa Timur juga tak kalah. Terakhir, sebelum pandemi, skuad Kejurnas KU-18 Jawa Timur berhasil membawa pulang trofi juara di gelaran Kejurnas Bola Basket antar Pengprov. Kejuaraan itu dihelat pada 27 Januari hingga 16 Februari 2020 silam.
Dalam skuad KU-18 Jatim itu para pemain dari kompetisi Honda DBL 2019 mendominasi. Mulai dari tiga pemain Honda DBL Indonesia All Star yaitu Calsen Vierry, Andreas Marcellino Bonfilio, hingga Muhammad Naufal Alivio.
Tak berhenti di situ, ada juga beberapa pemain Honda DBL Camp yang membuat tim ini layaknya 'dream team'-nya Jawa Timur. Yaitu Muhammad Adhim (SMAN 16 Surabaya), dan Anthonny Neuville (SMA St. Louis 1 Surabaya).
Bagi Calsen hal ini tak terjadi begitu saja. Menurutnya prestasi basket Jatim tak lepas adanya sejumlah kompetisi basket di provinsi yang dipimpin oleh Khofifah Indar Parawansa itu. Termasuk yang paling bergengsi Honda DBL. Di Jatim kompetisi Honda DBL bahkan digelar dengan sistem grup. Digelar di Surabaya dan Malang. "Kompetisi-kompetisi seperti itu yang membuat nama-nama pemain bisa muncul ke permukaan," katanya.
Pemain yang kini menginjak kelas 3 ini berharap Jatim terus meluaskan jangkauannya terhadap penyelenggaraan kompetisi basket usia dini. Pasalnya, pemain yang berlaga atas nama Jawa Timur selama ini masih didominasi oleh mereka yang berasal dari kota besar.
"Bisa jadi, di daerah Jawa Timur bagian timur seperti Banyuwangi, Jember, dan lain-lain punya banyak pemain yang lebih baik. Namun karena kurangnya kompetisi di sana membuat mereka jadi kurang terdengar," ungkap Calsen.
Ia lantas berharap ada kompetisi seluruh Jawa Timur yang rutin diselenggarakan. Baik itu KU maupun sekolah. Sehingga makin banyak pemain yang bisa terangkat prestasinya.
Baginya, semakin banyak pertandingan akan membuat pemain semakin jago. Sebab, para pemain muda bisa mendapatkan pengalaman yang lebih banyak. "Semakin banyak kompetisi juga bisa bikin banyak orang tertarik basket. Jadinya bakal bikin Basket lebih hidup dari bawah dan bikin kedepannya makin baik," tutupnya.(*)