ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Coach Bedu ketika memimpin Timnas Indonesia di FIBA U18 Asian Champhionship 2018 di Thailand (Sumber: fiba.basketball)

Andika Supriadi Saputra mengatakan bahwa motivasi masih jadi masalah besar bagi pemain basket di Indonesia. Bukan hanya usia muda, bahkan di level senior. Untuk itu, motivasi bertanding memang harus diasah. Menurut kepala pelatih Louvre Surabaya itu, DBL Play Skills Competition bisa jadi salah satu jalan alternatif.

Coach Bedu -sapaan akrabnya- kerap kali melihat pemain muda cepat puas. Begitu pula dengan pemain profesional. Mereka menjadi pribadi yang berbeda ketika dikontrak oleh tim profesional.

Padahal menurut Coach Bedu, bukan itu sikap yang harus ditunjukkan oleh pemain. Sebagai pemain basket, tujuan mereka harus menjadi lebih baik dari hari ke hari. Bukan menjadi juara, masuk tim nasional, atau tim profesional.

Coach Bedu mengingatkan bahwa Indonesia masih punya pekerjaan rumah yang besar. Jika melihat peringkat di FIBA. Untuk tim putra Indonesia berada di peringat 92 dunia, dan 18 di asia. Kemudian di kategori putri senior, Indonesia ada di peringkat 74 dunia, dan 13 di Asia. Kalau Berbicara tentang usia muda, Indonesia ada di peringkat 69 dunia dan 16 Asia untuk putra, serta 51 dunia dan 11 Asia untuk kategori putri.

Dari situ, pelatih yang sempat memimpin timnas Indonesia di Kejuaraan FIBA U18 Asia 2018 tersebut mengatakan, kualitas permainan Indonesia tidak berbeda jauh. Bahkan kalau dilihat dari sisi keranjang permainan.

"Kalau untuk Asia, memang ada perbedaan. Tapi untuk Asia Tenggara, sebenarnya Indonesia itu sama dengan mereka. Sama dengan Malaysia, Singapura, bahkan yang paling tinggi, Filipina," kata coach Bedu.

Soal fundamental, coach Bedu menilai pemain Indonesia itu punya fundamental yang bagus. Memang tidak semua, tapi ada beberapa pemain yang sudah punya modal tersebut. Sayang beberapa di antara mereka merusaknya sendiri dengan kurangnya motivasi dalam berlatih dan bertanding.

"Motivasi ini penting. Para pemain tidak boleh cepat puas. Mereka harus bisa lebih baik setiap hari. Dalam latihan pun harus begitu," imbuhnya.

Dari situ, ia berpendapat bahwa format kompetisi dari DBL Play Skills Competition ini menarik. Karena para peserta dibuat tidak bisa merasa nyaman. Dalam arti, ada pemain-pemain yang siap menyalip poin mereka.

Karena setiap hari ada tantangan yang diberikan. Para pemain harus menyelesaikan tantangan tersebut sebaik-baiknya untuk mendapatkan nilai tertinggi. Kalau gagal, mereka harus siap turun peringkat. Karena setiap hari disediakan
leaderboard yang meng-update perolehan poin peserta.

"Ini bagus. Karena peserta dibuat tidak nyaman. Mereka bisa terpacu untuk menjadi lebih baik lagi dari hari ke hari. Saya rasa semua pemain muda harus ikut acara ini," ungkapnya.

Andika Supriadi Saputra sendiri dikenal sebagai pelatih yang suka membina pemain muda. Ia percaya bahwa pemain muda dengan pembinaan dan bimbingan yang tepat akan jadi aset berharga bagi bangsa Indonesia kelak. (*)


  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY