Gelaran Honda DBL 2019 menjadi musim pertama Hasna Alya Nada bersama SMAN 2 Ngaglik. Dari sini pemain 16 tahun itu mendapatkan banyak ilmu baru dalam bermain basket. Atmosfer yang sangat meriah nyatanya bisa mempengaruhi performanya.

Hal inilah yang tidak ingin kembali terulang. Dengan program latihan yang lebih serius, Hasna ingin tampil lebih percaya diri dan bisa membawa sekolahnya hingga ke babak semifinal.

"Selain mental, fundamental, dan fisik juga perlu ditingkatkan lagi. Makanya semenjak latihan bersama, kami melakukan program dari nol. Jadi benar-benar di-restart agar bisa lebih baik lagi," ujar Hasna.

Meski mendapatkan banyak program latihan fundamental dari tim pealtih, tak membuat Hasna cepat puas. Bahkan sehari tidak memegang bola rasanya hambar bagi pemain yang berhasil mencetak 15 poin di dua laga ini.

Dalam sehari, minimal Hasna melakukan latihan dribble selama 40 menit untuk mengasah sense dribble-nya. Mulai dari crossover, behind the back, hingga between the leg.

"Pokoknya sebisa mungkin waktu dribble nggak lihat bola. Soalnya karena ragu akhirnya kalau dribble selalu lihat bola," tambahnya.

Dengan jeda waktu yang lebih lama ini, dia berharap bisa memaksimalkan program latihannya dengan baik. Sehingga bisa mengharumkan nama sekolahnya.

"Aku ingin mengharumkan nama sekolah. Makanya aku selalu all out meski latihan di rumah," terangnya. (*)

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan