Tinggal selangkah lagai, tim putra SMAN 1 Indramayu bisa melangkah ke babak Championship Series. Sayangya, mereka gagal lolos dari jeratan SMA BPK Penabur Cirebon pada babak penyisihan Honda DBL West Java Series 2019-East Region. Arief Bakhtiar dkk takluk 51-13 di fase fantasitic four. Namun, di balik itu semua Arief menyimpan kenangan manis dengan SMAN 1.
Baginya, hal yang paling berkesan di musim Honda DBL 2019. Salah satunya kala berjuang melawan SMA Terang Bangsa pada fase big eight. Saat itu Arief begitu mengenang bagaimana timnya mati-matian mengejar satu tempat di fantastic four. Sampai harus tertinggal di kuarter kedua dan ketiga. Sebelum akhirnya bisa unggul tipis 33-31. “Kami kejar-kejaran poin waktu lawan Terang Bangsa. Itu sangat seru banget buat aku,” cuapnya.
Memang, tahun lalu target Arief dan rekan setimnya tak pasang target muluk-muluk. Bisa sampai fantastic four, itu sudah berkah sekali buat mereka. “Yang jadi kebanggaan tersendiri bagi saya, karena kami sudah mencapai target tim saat itu, walaupun kalah dari BPK Penabur,” tandasnya. Arief sendiri berharap pencapaian tim tahun lalu tentu harus bisa jadi pecutan bagi juniornya nanti.
Tongkat perjuangan kini beralih ke adik kelasnya. Bukan ingin memberi beban. Hanya saja, Arief mengingatkan agar adik tingkatnya terus semangat, menggapai pencapaian yang lebih baik lagi nantinya.
“Tantangan terberat buat mereka adalah rasa malas dan mental,” cuap Arief. Dirinya memacu juniornya untuk terus semangat. Dan tidak menganggap enteng lawan.
“Pelajarannya adalah apapun bisa terjadi di sebuah pertandingan. Menang kalah itu udah biasa. Tetap semangat, kompak terus, jadi yang lebih baik dari kami,” ujar pemain berusia 18 tahun itu.
Selain itu ia pun yakin dengan kekuatan tim yang ada. Sebab baginya pasang surut pemain di sekolahnya sudah biasa terjadi. Yang terpentng berusaha memberikan yang terbaik untuk sekolahnya tercinta. (*)