Devandra Dwitama gagal membawa SMAN 70 Jakarta melangkah jauh. Deva dan kolega harus kandas dari SMA CIta Buana di babak 16 besar Honda DBL DKI Jakarta Series 2019-South Region. Pebasket17 tahun itu kini sudah naik ke kelas XII. Honda DBL, Januari 2021 nanti menjadi kompetisi terakhirnya bersama Seventy.
Deva tak mau gagal lagi. Targetnya paling tidak bisa membawa Seventy melenggang ke Championship Series. Dengan statusnya sebagai kapten tim, membuatnya belajar menjadi pemimpin.
Sebab, menurutnya itu hal penting. Agar kerekatan antar pemain makin kuat. "Sebagai kapten tim, aku harus bisa memimpin tim dalam berbagai macam situasi di lapangan," paparnya.
Ia mengaku terinspirasi dari Chris Paul, pemain andalan Oklahoma City Thunder. Sebagai salah satu pemain senior, Chris bisa memimpin rekan setimnya dengan baik. Hal inilah yang ia contoh dan terapkan ke tim Seventy. Utamanya soal pendekatan. Agar tidak ada jarak antara senior dan junior.
"Aku melihat dari cara pendekatannya ke semua pemain. Dan pastinya harus tahu cara ngomong ke teammate. Dari situ baru kita dapat kepercayan dari mereka,” ucapnya.
Ia juga berharap, mindset tim ketika bertanding harus positif. Itu jadi salah satu evaluasi buat Seventy menurut Devandra. “Satu tim tuh bagiku harus punya mindset dan tujuan yang sama. Baru deh kita bisa improve di hal lainnya,” cetusnya.
Dengan perubahan komposisi pemain, Seventy diyakini dapat eksis di perbasketan ibu kota. Ia juga menyadari, pemain dalam timnya banyak bertipikal small man. Karena itu kecepatan dan akurasi shooting jadi materi yang dilahap Deva dkk agar bisa improve di Honda DBL tahun depan.
“Anak-anak Seventy tuh relatif kecil-kecil. Jadi harus unggul di speed sama shooting. Itulah persiapan kami untuk DBL mendatang,” ungkapnya. (*)