SMAN 1 Jakarta mengawali debutnya pada Honda DBL DKI Jakarta Series musim lalu. Tim putri Boedoet--julukan SMAN 1--berhasil membuat kejutan dengan meraih trofi Honda DBL DKI Jakarta Series-North Region. Sementara, tim putra Boedoet gagal menyamai torehan tersebut. Mereka terhenti oleh SMA Ipeka Sunter di perempat final.
Hasil itu cukup disayangkan oleh salah satu pemain Boedoet, Bethell Alfianto. Menurutnya, target timnya pada musim lalu sebenarnya masuk final. Hanya saja mereka belum mampu mencapai target tersebut.
Bethell mengakui kalau persaingan di North Region memang tidak mudah ditebak. "Tim yang bersaing memang bagus-bagus. Jam terbangnya mungkin lebih banyak dari tim kami," ucapnya.
Di lain hal, pencapaian hingga babak delapan besar juga menyisakan banyak evaluasi bagi dirinya pribadi juga tim. Satu hal yang menjadi pekerjaan utamanya adalah perihal fisik pemain. Forward 17 tahun itu juga merasa perlu meningkatkan mental bertanding.
Namun, karena kondisi pandemi seperti ini, Bethell akhirnya mencoba fokus memperbaiki fisik lebih dulu. “Workout juga perlu bisa angkat beban ataupun latihan jogging," cetusnya.
Dengan adanya evaluasi itu, Bethell berharap Boedoet akan berkiprah lebih baik. "Kami satu tim sudah mengevaluasi dari tahun lalu. Dan kami bakalan bounce back," tuturnya.
Pencetak 14 poin dan 12 rebound bagi Boedoet itu menambahkan. Agar timnya bisa mencapai impian dari seluruh pemain. "Let's go boy, buktikan kita bisa, kita berjuang bersama. Boedoet bangga punya lo,” tutur student athlete yang tahun ini naik ke kelas XII itu. (*)