Daya juang tim putri SMA Adabiah 2 Padang memang harus diacungi jempol. Diluar dugaan, mereka berhasil menembus semifinal Honda DBL West Sumatera Series 2019. Padahal, tim besutan Afri Kanady ini berstatus debutan. Tekad dan keinginan yang besar menjadi pondasi kekuatan mereka. Torehan manis itu pun jadi kenangan terindah bagi Giani Chairuniza yang turut mengantar Adabiah ke semifinal.
Pebasket berusia 18 tahun itu menceritakan kisah perjuangannya, untuk bisa berpartisipasi musim kemarin. Keikutsertaan Adabiah bermula dari keinginan Giani untuk turut ikut serta Honda DBL 2018 lalu.
“Kami nggak punya tim. Karena anggota basket cuma aku sendiri. Setalah dua bulan latihan sendiri ada tiga orang lainnya untuk daftar basket,” kenangnya.
Dari situ, akhirnya Giani bersama tiga rekannya mulai intens berlatih. Targetnya semula adalah bisa ikut kompetisi Mainbasket 3x3 yang merupakan rangkaian kegiatan pada Honda DBL West Sumatera Series edisi 2018.
Hasilnya, cukup memuaskan. Giani dan tim berhasil tembus semifinal. Pencapaian tersebut, mengundang decak kagum seluruh warga sekolah dan mendapat sambutan positif. Mulai lah banyak siswi Adabiah mendaftar eskul basket. Dengan impian bisa berlaga pada Honda DBL 2019.
“Setalah DBL 2018 berakhir, makin banyak yang daftar. Dan pelatih langsung mengadakan seleksi untuk masuk ke tim persiapan DBL 2019,” ujarnya.
Tim basket pun terbentuk. Para srikandi Adabiah serius dalam berlatih. Mereka latiihan hampir setiap hari. Guna bisa membentuk chemistry yang baik. Hingga akhirnya, Honda DBL Seri Sumatera Barat tiba.
Giani mengakui, dirinya dan tim memang bukan unggulan. Tapi dirinya tak putus asa. “Di saat itu kami tak diunggulkan karena lawan kami cukup berat, SMAN 2 Padang. Tapi kami bersyukur bisa buktikan mampu memenangkan laga. Begitu juga di pertandingan selanjutnya,” ungkapnya.
Namun, sayangnya langkah Giani dan tim terhenti dari SMA Don Bosco 2 Padang. Laga itu menjadi memori tersendiri buatnya.
“Pemain kami ada yang cedera, tapi semangat kami tidak akan patah. Sayang Tuhan berkata lain, kami kalah 5 poin. Sempat down tapi sorakan suporter membangkitkan semangat kami,” tandasnya.
Kini Giani memang suda lulus dari Adabiah. Namun, ia sendiri masih memantau kondisi juniornya. “Adanya perubahan nggak berpengaruh besar. Tim lama masih bisa membimbing anak baru untuk persiapan nanti,” paparnya.
Karena punya sejarah perjuangan, ia yakin adik kelasnya bisa menembus final Honda DBL musim ke-17 yang rencananya digelar 2021 mendatang. “Harus bisa wujudkan impian yaitu juara DBL dan fokus ke tujuan serta komitmen,” pungkasnya. (*)