Kisah SMA Regina Pacis Bajawa yang berlatih dengan buah kelapa sebagai pengganti bola, membuat Direktur PT Inkor Bola Pasifik (produsen bola Proteam) Thomas More Soeharto terenyuh. Hal ini ia dengar langsung dari pelatih mereka, Rudolf Aqroz Wogo dalam sesi diskusi online DBL Indonesia bersama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali.
Dalam kesempatan tersebut, coach Rudolf bercerita bagaimana keadaan dari tim besutannya. Kondisi ekonomi yang kurang mendukung membuat mereka harus kreatif dalam mengasah kemampuan. Salah satunya dengan memanfaatkan buah kelapa sebagai metode latihan shooting mereka.
Hal inilah yang membuat Thomas tergerak untuk mengirimkan bola-bola terbaiknya untuk membantu skuad SMA Regina Pacis Bajawa. Melalui DBL Indonesia, Proteam mengirim paket bola yang kelak bisa digunakan untuk menggantikan 'bola' kelapa.
“Sebenarnya saya sudah lama mendengar kisah inspiratif teman-teman di Bajawa. Saya pikir kita semua harus menghargani perjuangan mereka," ujarnya.
Saat melihat paket tersebut tiba, coach Rudolf dan beberapa anak asuh yang ikut tinggal bersamanya, sangat bahagia. Pasalnya, mereka mendapatkan beragam jenis bola. Mulai dari bola pertandingan hingga bola rubber yang cocok untuk digunakan di lapangan outdoor dengan tekstur lapangan cor.
Rudolf pun berterima kasih kepada Proteam dan DBL Indonesia. Pasalnya, bola ini bisa menjadi semangat tersendiri bagi anak asuhnya. Terlebih di kondisi pandemi seperti sekarang.
"Bolanya sudah sampai di Bajawa. Semoga bola-bola ini bisa menjadi saksi bisu berkembangnya basket di Nusa Tenggara Timur, khususnya Bajawa. Semoga Tuhan membalas semua niat baik Proteam dan DBL Indonesia," tutur Rudolf.
Proteam sendiri menjadi bola basket ofisial yang menemani Honda DBL sejak musim pertama di Surabaya. Proteam menyuplai ribuan bola yang digunakan oleh ribuan pemain basket pelajar di 30 kota penyelenggaraan Honda DBL. Dari Aceh hingga Papua, setiap tahunnya. (*)