Honda DBL 2019 merupakan season paling memorable bagi Faris Idan Auliarahman, penggawa SMAN 5 Surabaya. Ada banyak kisah menarik di tim basket Smala. Salah satunya adalah sebagian besar rekannya yang belum berpengalaman di basket.
Menurut Faris, hampir setengah dari timnya bukan pemain basket ketika masih SMP. Rata-rata mereka hanya bermain basket karena hobi. "Tapi berkat coach Barikh Bill Kautsar dan Alfathan Bisma Ardyanputra, kami bisa sampai ke babak delapan besar," ungkapnya.
Coach Barikh menyusun program selama enam bulan yang khusus disiapkan untuk Honda DBL. Skuad Smala digembleng fundamental hingga tiga kali dalam seminggu.
Setiap hari Minggu mereka juga latihan fisik di lapangan KONI atau lapangan Thor. Mereka wajib jogging memutari lapangan hingga belasan kali. Jika sedang libur, latihan dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore.
"Dibilang berat, jelas berat. Apalagi fokusku terpecah karena menjadi ketua pelaksana prom night kakak kelas. Tapi karena semangat teman-teman, latihan terasa lebih enjoy," akunya.
Suasana ini makin lengkap dengan atmosfer yang dibangun oleh coach Barikh. Pelatih 25 tahun ini selalu memosisikan dirinya sebagai rekan latihan. Sehingga membuat anak asuhnya nyaman berlatih. Mereka bahkan menganggap coach Barikh seperti kakak sendiri.
Hal ini makin lengkap dengan kehadiran kapten yang punya semangat sangat tinggi, yakni Emirtry Rachmad Sulaiman. Pemain 18 tahun ini selalu menularkan semangat ke rekan-rekannya. Apalagi saat momen down seperti saat kalah atau belum mampu mencapai target tertentu.
"Memang si Emir ini nggak tinggi. Tapi kalau masalah semangat, nggak ada obat!," tambahnya.
Faris pun berharap agar skuad Smala tetap menjaga komunikasi meski belum bisa bertatap muka. Selain itu, jika memang ingin berlatih di luar, jangan lupa untuk tetap #JAJACUTAPAMA untuk mengurangi penyebaran pandemi Covid-19.
"Harapannya semoga mereka bisa lebih dari mas-masnya ini. Dan jadikan tim basketmu itu seperti keluarga yang sampai kapan pun tetap jadi keluarga," pesan Faris. (*)