SMAN 1 Bukittinggi gagal mengarungi Honda DBL West Sumatera Series 2019 hingga babak pamungkas. Perjalanan tim besutan Ade itu terhenti di 8 besar. Coach Ade menilai bahwa ada beberapa hal yang mesti dibenahi timnya. Di antaranya soal pola permainan, serta kekompakkan tim yang kurang.

Namun, evaluasi tersebut belum optimal dilakukan lantaran empat bulan ini merebaknya pandemi. “Kami belum ada latihan tatap muka, kami masih terus pertimbangkan,” ucap coach Ade.

Padahal pelatih berusia 31 tahun itu sudah mempersiapkan materi untuk membenahi kekurangan tim. "Kami kurang scrimmage, sebenarnya sudah saya siapkan untuk try out yang harus kami tingkatkan lagi,” ucapnya.

Untuk menjaga kesiapan para pemain, coach Ade hanya bisa memberi instruksi untuk menjaga fundamental pemain. Hal itu diharapkan bisa terlaksana secara virtual. "Mereka masih terus berlatih sendiri, di rumah," katanya. Dahaga untuk kembali berlaga di Honda DBL terpancar dari skuad SMAN 1.

Hanya saja, ia mencoba mengerti dengan keadaan seperti ini. Ia pun memahami alasan DBL Indonesia mengambil langkah untuk menunda liga. "Tentu itu langkah yang tepat, karena resiko tinggi. Jadi, apa boleh buat lebih baik mencegah dulu," cetusnya.

Soal kedalaman skuad, ia bergantung kepada para rookie-nya. Mengingat, musim lalu SMAN 1 banyak mengandalkan pemain kelas XII. "Mudah-mudahan anak-anak baru bisa mengisi kekurang bagi tim kami," ucapnya. Soal target, ia pun masih realistis dengan persiapan yang ada. "Karena belum latihan, sekarang belum kami targekan untuk musim baru," pungkasnya. (*) 

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024