Setelah hampir empat bulan lebih hanya melakukan latihan bersama secara virtual. Sejak seminggu terakhir, skuad putri SMA Frateran Surabaya sudah mulai melakukan latihan bersama di lapangan. Frekuensinya tapi masih dibatasi. Hanya dua kali seminggu.
Coach Yunita dan tim pelatih juga memberi catatan khusus siapa yang boleh dan tidak ikut berlatih bareng. Selain harus dalam kondisi sehat. Para pemain harus mengantongi izin dari orang tua mereka.
"Untuk yang masih belum bisa latihan bersama, tetap akan kita beri latihan secara online. Namun dengan variasi yang berbeda-beda biar nggak bosan," ungkap mantan pemain Surabaya Fever tersebut.
KETAT: Setiap pemain yang hendak ikut latihan harus dicek terlebih dahulu suhu tubuhnya. (Source:Dok.SMA Frateran Surabaya)
Coach Yunita juga sangat menekankan anak didiknya agar mengikuti protokol kesehatan dan keselamatan selama pandemi. Dan tentunya, menerapkan kampanye yang digaungkan DBL Indonesia, yakni harus selalu #JAJACUTAPAMA alias Jaga Jarak, Cuci Tangan, dan Pakai Masker.
Dalam satu sesi latihan, hanya diperbolehkan lima pemain yang bisa berpartisipasi. Tak hanya itu, masing-masing pemain juga wajib membawa bola sendiri dari rumah.
Saat sampai di sekolah, bola mereka akan rutin disemprot desinfektan. Lalu, saat break atau istirahat latihan, pelatih Honda DBL Indonesia All-Star 2018 itu selalu mewajibkan anak didiknya mencuci tangan dengan air plus sabun atau menggunakan hand sanitizer.
"Materi yang saya berikan juga lebih banyak untuk penguatan fundamental. Mulai dari back to basic seperti dribble, shooting, dan finishing. Sedangkan yang sudah di level advance, akan diperkuat lagi power dan speednya.
Bagi Coach Yunita, dengan diundurnya Honda DBL membuat timnya punya banyak waktu untuk mempersiapkan diri. Terlebih beberapa anak asuhnya juga berada di luar kota.
Yang sekarang sedang digembleng oleh para tim pelatih Frateran adalah bagaimana caranya agar gairah bermain basket tetap ada meski dalam kondisi pandemi seperti sekarang.
"Terutama yang latihan online sih. Karena ada potensi mereka bisa jadi jenuh. Makanya variasi latihannya yang harus lebih menarik," tutupnya. (*)