Rizki Prakosa, guard SMA YPK Bontang bercerita bahwa di balik langkahnya hingga ke semifinal ternyata skuadnya sempat amburadul. Bahkan chemistry dari tim baru terbangun saat mendekati Honda DBL.

Problem ini terjadi karena skuadnya didominasi para pemain baru. Sehingga, satu sama lain belum ada ikatan yang kuat. "Kebetulan kakak kelas kuliahnya lagi libur. Jadi mereka membantu kami untuk mendapatkan chemistry-nya," ungkapnya.

Salah satu cara para alumni tersebut adalah dengan berbicara bersama. Saat itu, semua didudukkan dan saling bercerita. Karena punya visi yang sama yaitu membawa gelar juara, perlahan-lahan tim pun mulai menemukan ritmenya.

Tak berhenti di situ saja, para alumni SMA YPK Bontang ini juga membantu coach Erick Yusti dan Yudha Ismail dalam mengembangkan potensi adik kelasnya. Mereka kerap memberikan drill latihan fundamental saat latihan bersama.

"Selama kita latihan buat Honda DBL itu sebenernya hari-hari yang berat. Karena memang setiap hari kami latihan. Bahkan saat weekend pun kita bisa latihan pagi dan sore," ujar Rizki.

Bagi Rizki, membawa timnya ke babak semifinal merupakan torehan yang luar biasa. Meski masih belum mampu meraih gelar juara, ia sangat mengapresiasi kerja keras timnya.

Ia lantas berpesan kepada adik kelasnya untuk tetap menjaga semangatnya di kala pandemi seperti ini. Sehingga bisa kembali lebih dengan lebih kuat dari musim sebelumnya.

"Jangan pernah menyerah untuk meraih apa yang belum di dapat. Yang gak kalah penting, jangan lupa #jajacutapama," tutup Rizki. (*)

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024