Bagi Yudhi Nawawy, Honda DBL tidak melulu tentang basket saja. Dibutuhkan konsistensi dan kerja keras untuk bisa mencapai target tertentu. Hal inilah yang dibawa pebasket SMAN 1 Bitung ke kehidupan sehari-harinya.
Pemain yang baru saja lulus SMA ini bercerita Honda DBL membuatnya menjadi sosok yang terbiasa untuk bekerja keras guna meraih mimpi.
"Salah satu contohnya seperti menyiapkan diri untuk Honda DBL 2019 lalu. Kalau aku malas-malasan bisa jadi nggak sampai ke semifinal. Kebiasaan ini yang terbawa sampai sekarang. Bahkan untuk mempersiapkan diri mendaftar di STAN," ungkap pemain 18 tahun tersebut.
Pada musim lalu, karena sarana yang terbatas, skuad SMAN 1 Bitung membuat dumbbel sendiri untuk program penguatan otot mereka. Tak hanya itu, jumlah bola juga tidak banyak. Hanya punya tiga bola dengan kondisi yang kurang baik.
Baca juga: SMAN 1 Bitung Berlatih dengan Bola Seadanya dan Buat Dumbbell Sendiri
"Selain itu, coach juga menyelingi denganbeberapa latihan seru. Misal nih, pemain kelas XI lawan kelas XII. Yang kalah harus gendong yang menang. Kadang juga diselingi latihan di pantai. Jadi sekalian refreshing," kenangnya.
Ada satu kebiasaan unik yang wajib ditaati para skuad SMAN 1 Bitung. Saat datang ke lokasi pertandingan, di mana pun dan apa pun event-nya, mereka wajib datang dengan setelan rapi.
Hal ini sengaja ditanamkan oleh coach Kennie Andree Stefanus agar anak asuhnya memperhatikan penampilan di mana pun berada. Sehingga selalu dipandang bagus baik secara attitude maupun penampilan.
Yudhi pun berharap semua hal positif yan ditularkan coach Andre dapat dilakukan dengan baik oleh adik kelasnya. Pasalnya, hal ini akan menjadi bekal yang baik untuk masa depan.
"Yang penting, selain mempersiapkan diri secara fisik dan fundamental, harus tetap jaga kesehatan. Tetap jaga jarak, rajin cuci tangan, dan pakai masker. Biar Honda DBL bisa segera diselenggarakan," tuturnya. (*)
