Bagi Dimas Ramadhan, membawa tim basket SMAN 1 Pelaihari melangkah ke semifinal merupakan sebuah pencapaian yang bagus. Apalagi hal itu dilakukan pada tahun terakhirnya sebagai penggawa Smanpel.
Smanpel melangkah jauh di Honda DBL South Kalimantan Series 2019. Anak asuh Isa Ibrahim ini melesat hingga semifinal. Sayang kekalahan atas SMAN 7 Banjarmasin membuat mereka gagal ke final.
"Meskipun nggak juara, bagiku ini adalah torehan yang gemilang. Apalagi pada musim 2019 kemarin pelatihku juga terpilih ke Surabaya untuk mengikuti Honda DBL Camp," ungkapnya.
Jauh sebelum masuk SMAN 1 Pelaihari, Dimas bercerita bahwa dirinya sempat galau untuk memilih SMAN 1 Banjarmasin atau SMAN 7 Banjarmasin untuk melanjutkan studinya. Kedua sekolah ini merupakan langganan juara. Baik di kompetisi lokal maupun Honda DBL.
"Akhirnya aku milih Smanpel. Menurutku, kalau jadi juara dari tim yang langganan juara itu seperti kurang puas aja. Aku lebih suka dengan tim yang berusaha dari nol. Atau yang diremehkan. Soalnya bikin semakin tertantang," jelasnya.
Ia pun berharap ke adik kelasnya agar tetap menjaga kesehatan di tengah pandemi seperti saat ini. Serta tidak melupakan jati diri sebagai pelajar yang wajib mengutamakan akademik.
"Yang penting harus bisa memanfaatkan waktu yang ada. Jadi latihan jalan, sekolah juga jalan. Jangan lupa juga #JAJACUTAPAMA!" pesannya. (*)