Ada bermacam-macam tembakan dalam sebuah permainan basket. Secara poin, ada tembakan satu poin (free throw), dua poin, dan tripoin. Secara caranya, ada tembakan yang langsung menuju ke ring ada pula yang memantul ke papan (bank shot).
Bicara jarak, ada tembakan jarak dekat, menengah (middle range), dan jarak jauh (long shot). Di luar itu, masih banyak jenis-jenis penggolongan tembakan yang lain.
Khusus kali ini, kita akan membahas mengenai tembakan dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi yaitu tembakan mengambang atau yang biasa disebut floater. Ya, sesuai namanya, floater memang membuat bola melayang lebih tinggi dan lama di udara. Secara penggunaan, floater adalah salah satu jenis tembakan yang paling sulit diblok lawan tapi juga salah satu yang paling sulit dikuasai.
Floater berbeda dengan tembakan-tembakan pada umumnya. Floater tidak menggunakan dua tangan saat elevasi. Floater hanya menggunakan satu tangan. Floater juga sering disebut runner di NBA, karena seringnya pemain menggunakan tembakan ini sambil berlari. Ya, gerakan ini tak menggunakan stance menembak pakem dua kaki seperti yang biasa kita lihat.
Pemain-pemain yang sering menggunakan floater adalah pemain yang biasanya bertubuh kecil. Namun, dewasa ini, barisan bigman juga dituntut menguasai floater untuk lebih memperbanyak opsi dalam skema pick n roll. Berdasar jaraknya, floater adalah tembakan jarak menengah. Floater lebih banyak dilepaskan di area elbow atau baseline.
Dalam sebuah wawancara, ia mengaku bahwa ia berlatih untuk terus meninggikan sudut elevasi bola supaya semakin sulit dijangkau lawan. Di sisi lain, ia juga kerap mengombinasikan floater dengan gerakan memutar (spin move). Atau dengan memantulkan bola ke papan. Dua hal ini membuat floater yang ia lakukan semakin fleksibel dan tak terprediksi.
Tidak ada cara spesifik untuk meningkatkan akurasi floater selain melatihnya dengan frekuensi yang cukup tinggi. Namun, ada beberapa hal yang wajib diingat dalam melakukan dan mengembangkan floater.
Pertama, jangan terlalu banyak memberi rotasi pada bola. Artinya, tangan kalian tidak bergerak seperti saat menembak normal. Saat melakukan floater, kalian hanya seolah mendorong bola.
Kedua, terus lihat ring selama proses floater. Kesalahan beberapa pemain saat melakukan floater adalah hilangnya fokus karena kehadiran lawan. Jangan lakukan itu! Fokus ke arah ring sampai bola masuk atau rebound.
Terakhir, berlatihlah floater dengan kontak. Secara psikologi, kebanyakan lawan utamanya bigman percaya mereka bisa melakukan blok. Namun, dengan floater yang tinggi, peluang tersebut sebenarnya sangat kecil.
Hasilnya, upaya blok mereka biasanya akan berujung foul. Dan untuk memaksimalkan itu, pastikan kalian terbiasa melakukan floater dengan ada kontak dari lawan jadi bisa berpeluang mendapatkan three point play. Selamat mencoba.