Tim putri SMAN 70 Jakarta kembali mengarungi ketatnya Honda DBL DKI Jakarta pada dua edisi terakhir. Musim 2018 dan 2019 lalu. Setelah sempat vakum dua tahun sebelumnya.
Kembalinya srikandi Seventy (julukan SMAN 70) ternyata membuahkan torehan manis. Setelah tampil kurang memuaskan pada edisi 2018, tim asal Bulungan, Jakarta Selatan ini bangkit dan berhasil menembus final pada South Region edisi 2019. Mereka pun melenggang ke fase elite Championship Series dengan status runner-up regional Jakarta Selatan.
Ini adalah capaian luar biasa bagi tim besutan Abdul Karim ini. “Semua berjalan sesuai target, hanya saja memang pada saat Championship Series kami menurun, karena pecah konsenterasi,” ungkapnya.
Menghadapi musim baru, Seventy telah siap. Walau mereka harus kehilangan beberapa pilar yang lulus tahun ini, salah satunya adalah Savira Alifa. Namun, Coach Abdul tak terlalu mempermasalahkan.
"Kami sudah membiasakan diri dengan perubahan yang ada di tim. Setelah (Honda) DBL kemarin, saya sempat tanding tanpa anak kelas XII. Hasilnya cukup memuaskan,” tuturnya.
Dirinya mengaku akan lebih fokus untuk membenahi fisik, kekompakkan, mental bertanding, dan juga regenerasi.
“Saya selalu menekankan latihan itu penting bukan sekadar bisa menjadi juara. Proses menjadi yang terbaik itulah yang paling penting. Karena itu bakal membentuk karakter baik buat pemain,” cuapnya.
Seventy sendiri dikabarkan telah mendapatkan satu rookie berpotensi. Yaitu Syarafina Ayasha, adik dari Savira Alifa.
Masuknya Caca (sapaan akrab Syarafina) memang membawa angin segar bagi Seventy. Hanya saja, dirinya menekankan untuk para pemainnya agar tetap hustle agar bisa masuk dalam tim dan turut membawa nama baik Seventy di seluruh kompetisi.
“Alhamdulillah Caca bisa masuk lewat jalur prestasi. Tapi yang jelas semua harus disiplin untuk bisa masuk tim SMAN 70,” pungkas pelatih berusia 43 tahun itu. (*)