SMA Tri Tunggal Semarang meninggalkan kesan manis pada Honda DBL Central Java Series musim lalu. Mereka berhasil menembus final. Dan hampir saja kawin gelar. Sayang mereka gagal jadi juara usai takluk dari SMA Karangturi.
Bagi Argi Daffa Revanza, pencapaian timnya tersebut sangat disyukuri. Walaupun dirinya menyayangkan tidak bisa mempersembahkan gelar pada tahun terakhirnya membela Tri Tunggal.
Sebenarnya, musim kemarin menjadi penampilan pertama dan terakhir Argi Daffa bersama Tri Tunggal Semarang di Honda DBL. Sebelumnya, ia hanya memperkuat Tri Tunggal di kompetisi 3on3 DBL.
"Cukup sedih karena Tri Tunggal cuma jadi runner up," ucap Argi. Dari kegagalan musim lalu, pebasket 18 tahun itu punya beberapa poin evaluasi buat adik kelasnya yang akan berlaga di Honda DBL.
Pencetak 49 poin bagi Tri Tunggal itu mencatat tiga hal yang perlu diperhatikan. Yaitu mengenai kedisipilinan, kesabaran dan juga ketelitian saat bermain.
"Pertama harus mengurangi foul yang tidak penting. Juga harus lebih sabar memainkan tempo pertandingan. Harus fokus buat box out, soalnya postur pemain Tri Tunggal itu rata,” ucapnya.
Perjalanan Tri Tunggal untuk menghadapi musim baru memang diprediksi menuai banyak rintangan. Salah satunya adalah mereka kehilangan setengah pemain mereka yang sudah lulus tahun ini.
Praktis, tim besutan Putra Mahandaru itu harus mencari ramuan yang tepat untuk menambal kekosongan ini. "Jangan bosan latihan. Biar bisa membuat juara buat pertama kalinya di Honda DBL," harapnya. (*)