ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Chatarina Adentia (pegang bola) saat berlaga pada penyisihan North Region Honda DBL Central Java Series 2019 lalu. (Souce: DBL Indonesia)

Berbagai persiapan untuk mengarungi musim baru Honda DBL memang agak mengalami perlambatan. Tapi, bukan berarti tidak ada progres sama sekali. Hal itu diperlihatkan oleh rookie SMA Kolese Loyola musim lalu, Chatarina Adventia. Dirinya tetap menjaga kondisi badannya selama pandemi. Meski, timnya belum berlatih ke lapangan, garda berusia 16 tahun itu sudah siap menyambut musim baru, karena dia rajin berlatih sendiri.

“Aku mulai melatih fisik dengan jogging. Tapi memang belum matang banget. Sama juga berlatih basic skill seperti dribbling maupun ball handling,” akunya.

Kiprah Karin (sapaan akrabnya) bersama Loyola dimulai pada babak penyisihan Honda DBL Central Java Series-North Region 2019. Namun, sayangnya Loyola gagal melangkah jauh.

Tim besutan Eko Widodo itu terjegal saat memasuki semifinal North Region. Mereka kandas dari SMA Tri Tunggal, yang akhirnya keluar sebagai juara, dengan skor 64-22. Alhasil, mereka gagal melangkah ke Championship Series.

Namun, kontribusi Karin untuk tim cukup besar. Pelatih mempercayainya sebagai starting five bersama seniornya. Minutes played per game-nya juga tercatat selama 26 menit 58 detik.

“Bisa dibilang kita harus bisa bersaing dengan kakak kelas juga saat itu, jadi harus effort lebih buat masuk tim utama Loyola,” ujarnya.

Kepercayaan pelatihnya tidak disiakan begitu saja. Pebasket dengan postur 164 sentimeter itu menyumbang 15 poin bagi Loyola. Persentase tri poin Karin juga bagus. Di angka 30,6 persen. Dirinya juga membukukan 8 kali steal bagi Loyola.

Baginya hal itu sudah baik. Namun belum memuaskan. Pasalnya, Karina dan kolega punya target untuk  tembus ke final Honda DBL Seri Jawa Tengah. “Mungkin masih kurang, karena jauh dari target kami yaitu sampai final. Jelas kami harus lebih effort untuk mencapai target final dan juara musim ini,” ucapnya.

Rasa nervous membela tim berlaga di Honda DBL juga tidak lepas dari Karin. Hanya saja ia punya tekad kuat untuk mengesampingkan rasa itu.

“Aku pede bermain di tim sebagus Loyola, jadi aku juga percayakan juga ke mereka,” cetusnya.

Menjadi pemain senior atau memasuki musim kedua (sophomore) bagi timnya ,membuatnya makin terpacu untuk menggapai target utamanya jadi juara bersama Loyola. "Kita harus lebih enjoy pada saat game berlangsung. Tidak boleh gugup menghadapi atmosfer pertandingan," tandasnya.

Hal-hal yang diraih secara individu nantinya, baginya adalah bonus. “Kalaupun misalkan aku kepilih jadi DBL All Star itu adalah bonus, dari kerja keras yang hasilnya nanti akan mengikuti,” tungkas siswi kelas XI itu. (*)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY