Epic come back SMA Karangturi Semarang saat berjumpa SMA Tri Tunggal pada final Honda DBL Central Java Series 2019 memang mengundang decak kagum.
Meski tumbang, bukan berarti Tri Tunggal bermain kurang baik. Pada YouTube DBL Play Game Of The Years episode kedua, pemain Louvre Surabaya, Dimaz Muharri dan jurnalis Mainbasket.com, Adrian Darmika membedah laga penuh drama tersebut.
Di balik hasil kurang memuaskan yang diterima Tri Tunggal, cara bermain tim besutan Putra Mahandaru itu mendapat pujian dari Dimaz dan Adrian.
Menurut Dimaz, Tri Tunggal bermain dengan sistem yang baik. Pola permainan mereka juga berjalan dengan bagus. "Ini level SMA loh. Tapi mereka main dengan sistem bagus. Hand off, pick and roll semua berjalan," ucap pelatih di DBL Academy itu.
Senada dengan coach Dimaz, Adrian juga memuji pola bermain Tri Tunggal. "Kebetulan gue langsung ke Semarang lihat pertandingan ini. Movement, motionnya asik nih mainnya," papar jurnalis media basket nomor 1 di Indonesia itu.
Salah satu keberhasilan pola permainan Argi Daffa dan kolega terlihat pada cuplikan menit ke 2:29. Memulai serangan dari sisi kiri lapangan, Rizqi Andhika menusuk ke lini pertahanan Tri Tunggal.
Ia lalu melakukan passing ke luar yang akhirnya berhasil diselesaikan dengan three point corner oleh Ryo Fattah Hatary untuk membuka keunggulan bagi Tri Tunggal. "Oke, sistemnya berjalan dengan baik," puni coach Dimaz.
Lalu pada menit 10:42 pada saat Tri Tunggal unggul 23-19 atas Karangturi. Mereka memainkan tempo pertandingan dengan sangat baik dan tidak terburu-buru.
Kali ini garda Tri Tunggal, Jerushael Clarence berhasil membuka ruang gerak, agar mendapatkan bola. Pemain bernomor punggung 9 itu menusuk ke paint area lawan dan memberikan passing kepada center mereka, Liem William untuk menambah dua poin melalui under basket.
"Ini kalau mereka lebih pro, pasti akan lebih matang buat tahu penempatan posisinya di mana," tutur coach Dimaz. Adrian mengamini pernilaian karibnya itu.
"Yaps, mereka akan tahu cara dapat bola terus drive yang baik gimana, motongnya ke mana," timpal Adrian.
Lebih lanjut, pada menit 11:20 Tri Tunggal tahu cara bermain yang baik. Diawali fast break dari Ryo Fattah ke Rexy Fernando yang memberikan passing behind the back ke Jersushael menambah keunggulan Tri Tunggal.
"Fast break-nya, defense-nya Tri Tunggal ini baik. Ada show time juga dan ini skill loh” nilai coach Dimaz.
Sayangnya, pada kuarter terakhir, beberapa percobaan tripoin dari Tri Tunggal gagal dikonversi jadi poin. Hal ini terlihat saat waktu di bawah 7 menit.
Para pemain Tri Tunggal mulai lengah. Salah satu faktor ini membuat mereka gagal mempertahankan keadaan dan harus kalah dari Karangturi.
"Saran buat pleatih, harusnya setelah percobaan tripoin dan gagal, coba ambil time out. Ini pertandingan krusial," bilang coach Dimaz.
Selain itu, gestur dari pemain saat timnya tertinggal juga sangat penting. Sebab, itu akan berpengaruh pada cara bermain tim. "Para pemain yang jadi andalan harus bisa memompa semangat tim," ucap Adrian. (*)
DBL Play Game Of The Years Episode 2, Selengkapnya Bisa Disaksikan Di Sini!