Skuad putra dan putri SMAN 19 Surabaya sudah mulai berlatih pada masa transisi menuju new normal. Berlokasi di GOR Mayasi Surabaya, ada beberapa protokol yang wajib ditaati oleh tim polesan coach Diet Wardhana tersebut.
Coach Didiet mengungkapkan, sebelum mengikuti latihan bersama tim, para pemain wajib mengantongi izin dari orang tua masing-masing. Selain itu, pemain juga harus paham dengan kondisi tubuhnya.
Jika mereka merasa tidak enak badan, atau tidak fit, maka mereka diimbau dan diwajibkan berlatih di rumah. "Mereka akan mendapatkan materi untuk dilakukan di rumah," jelas coach Didiet.
Bukan hanya itu, seisi GOR juga juga disemprot cairan disinfektan sebelum dan sesudah digunakan latihan. Siapa pun orang yang datang atau masuk ke GOR pun harus disemprot cairan disinfektan terlebih dahulu.
Setelah itu, mereka wajib mencuci tangan serta menyemprot sendiri bola yang akan dipakai. Hal ini dilakukan coach Didiet sebagai salah satu usaha untuk melindungi kesehatan dan keamanan pasukannya.
"Nah setiap 10 menit mereka wajib mencuci tangan. Wajib dengan sabun cair yang sudah disediakan. Hand sanitizer memang bisa digunakan. Namun akan lebih efektif menggunakan sabun," ungkap alumnus UPN Veteran Jatim tersebut.
Dari beberapa minggu penerapan pola kesehatan di dalam latihan ini, coach Didiet mendapatkan catatan khusus berdasarkan program latihan yang ia berikan yang dilakukan di rumah. Anak asuhnya mendapatkan peningkatan yang baik di sektor fundamental. Namun kurang optimal di bagian fisik.
"Untuk fisik saya tidak terlalu mempermasalahkan karena akan kembali bugar seiring dengan latihan. Yang jelas saya bangga dengan kerja keras mereka selama di rumah. Karena secara skill mereka ada kemajuan," tuturnya.(*)