Tassya Adila menutup kariernya basketnya di level SMA dengan manis. Center berusia 17 tahun itu berhasil membawa SMA Dr Wahidin Sudirohusodo Medan meraih back to back champion di Honda DBL North Suamtera Series.
Pencapaian luar biasa tersebut memang sudah jadi target utama Tassya pada musim keduanya. Pada pertandingan final srikandi Dr Wahidin mengalahkan SMAN 2 Binjai dengan skor 61-25.
"Itu adalah game yang benar-benar aku perjuangkan. Sebab kami tidak mau kalah. Kami ingin mengulang kesuksesan musim 2018," cetusnya.
Dia berharap generasi selanjutnya bisa menorehkan sejarah baru bagi almamaternya. Salah satunya adalah mencetak double three peat. Sebelumnya, tim putri SMA Dr Wahidin memang pernah juara tiga musim beruntun pada musim 2012, 2013, dan 2014.
Dengan torehan moncer pada musim 2018 dan 2019, tentu kans untuk mencetak hattrick terbuka. Tassya harapkan para juniornya bisa meraih itu. Agar target ini bisa terwujud, Tassya menilai ada empat aspek yang perlu dibenahi oleh timnya.
Tassya Adila dan timnya juara (dok.pribadi)
Keempat aspek itu terkait kedisplinan, motivasi juara, kepekaan akan instruksi pelatih, dan skill individu. "Coach Herijanto memberikan program khusus pada kami pada tahun terakhirku. Dan, kami semua menjalankan dengan baik dan penuh semangat," bilangnya.
Tassya telah membuktikan kontribusi untuk sekolahnya. Bukan hanya back to back champion saja, dia juga berhasil masuk ke skuad first team Honda DBL Seri Sumatera Utara. Ia juga menjadi pencetak poin terbanyak seri Sumut dengan 46 poin.
"Pelatih memang mewajibkanku melakukan program tripoin. Dan yang pasti ini semua berkat kesolidan tim," ujarnya. Dia juga menekankan agar tidak cepat puas dengan apa yang sudah diraih. "Harus terus berlatih untuk menjadi yang lebih baik lagi," tandasnya.(*)