Sebagai point guard, Muhammad Fadhil Rais Ashari Rukmana hanya memiliki tinggi badan 162 sentimeter. Meski demikian, Rais tergolong pemain yang menonjol di Honda DBL Jogjakarta Series.
Pebasket 17 tahun ini tampil mengesankan bersama SMA Budi Mulia Dua Jogjakarta. Pada musim lalu ia mengemas 43 poin, 12 rebound, dan enam assist dari lima game.
Cowok kelahiran Sleman ini mungkin tak memiliki speed kencang. Tapi bicara soal kecerdasan, ia adalah salah satu yang terbaik di seri Jogja. Saat dribble, bola tampak lengket di tangannya.
Yang paling menarik ketika melihat Rais bermain adalah ia sangat menguasai timing. Rais paham kapan harus passing dan kapan harus melepaskan tripoin yang mematikan.
"Aku tidak pernah merasa minder meski punya postur tubuh pendek. Menurutku hal ini tidak menjadi jadi penghalang untuk main basket. Yang penting harus percaya drii dan bersyukur dengan apa yang dipunya," ujar Rais.
Rais mengaku sering menambah porsi latihan secara mandiri. Jadi, selain berlatih bersama tim basket sekolahnya, ia juga berlatih secara mandiri di rumah.
Biasanya ia melakukan skipping, jogging untuk menambah endurance, dan latihan vertikal jump. "Menurutku, vertikal jump itu penting buat pemain berpostur pendek sepertiku," paparnya.
Selain itu, pebasket yang baru saja naik ke kelas XII ini juga menambah ketajaman dengan latihan tripoin. Sebelum tidur, ia juga sering melatih follow-through-nya.
"Biasanya aku selalu latihan shooting dengan mindset. Lima kali bola masuk baru pindah ke shooting spot lainnya. Setiap latihan minimal ada lima shooting spot yang harus aku selesaikan," jelas Rais.
Dua tahun belakangan, Rais memang menjadi leader yang menentukan bagaimana permainan SMA Budi Mulia Dua Jogja di lapangan. Menurutnya, menjadi seorang leader harus punya mental kuat.
"Supaya dalam game ketat masih bisa memiliki visi bermain. Aku bersyukur sudah basket sejak SD. Jadi sudah melewati banyak pertandingan dengan segala dinamikanya," tuturnya.(*)