SMAN 2 Tanjung Raja berhasil tembus final Honda DBL South Sumatera Series musim kemarin. Namun, mereka kalah dari SMA Methodist 02 Palembang di partai pamungkas. Hal itu, membuat Smanduta (julukan SMAN 2) harus mengubur impiannya untuk merengkuh trofi Honda DBL untuk kali pertama.
Tapi, dibalik kegagalannya, salah satu pemainnya Muhammad Khalid tercatat sebagai pencetak poin terbanyak Seri Sumatera Selatan. Student athlete berusia 17 tahun itu menorehkan total 64 poin atau rata-rata mencetak 12,8 poin per game (PPG). Khalid juga menduduki peringkat kedua Top 5 Free Throw Percentage Seri Sumsel. Tercatat akurasi tembakan bebas Khalid mencapai 52,2 persen.
Tahun kemarin menjadi musim terakhir Khalid membela Smanduta. Pasalnya, student athlete berpostur 166 sentimeter itu telah lulus tahun ini. Hal itu berarti membuat Smanduta kehilangan mesin poinnya. Tentu menjadi pekerjaan rumah bagi Smanduta jika ingin menggondol trofi Honda DBL Seri Sumsel.
Para pemain Smanduta berdoa sebelum tip-off final Honda DBL Seri Sumsel 2019. (Source: dok.pribadi)
Khalid yang kini resmi menyandang alumni Smanduta, menyatakan memang tidak mudah jika ingin bersaing di Honda DBL. Sebab, lawan-lawannya juga penuh kerja keras demi meraih gelar juara.
“Tahun lalu jadi pencapaian tertinggi aku selama main di Honda DBL. Soalnya bisa jadi runner-up sama terpilih first team pula,” kelakarnya. “Tidak mudah main di Honda DBL, kami saja siapin diri sejak 5 bulan sebelum kompetisi dimulai,” tambahnya.
Buatnya, kunci utamanya adalah fokus di pertandingan. Dan yang pasti harus menggenjot diri untuk latihan. Terlebih soal fisik. “Harus sering jogging buat jaga fisik. Terus latihan memperbaiki akurasi shooting,” katanya.
Dua tahun membela Smanduta ia belum bisa memberikan trofi Honda DBL pada sekolahnya. Karena itu ia berharap, juniornya bisa meraih trofi Honda DBL di musim yang akan datang.
“Ayo tetap semangat ini mimpi kita. Selalu ingat kita latihan keras kita lebih capek dari ini. Jangan nyerah terus berjuang," pungkasnya dengan semangat. (*)