Salah satu pemain kunci SMA Kolese Gonzaga Jakarta musim lalu, Ferdinand Nursalim mengambil keputusan yang mengejutkan. Sebab, forwarda berusia 18 tahun itu memilh melanjutkan studi melalui jalur prestasi akademik, bukan melalui beasiswa basket seperti kebanyakan student athlete lainnya.

Dirinya diterima di Universitas Katolik Parahayangan (Unpar) Bandung. Berbekal nilai laporan hasil belajarnya yang bagus, Ferdinand akan berkuliah di sana. Padahal, secara non akademik prestasi Ferdinand cukup mumpuni. Di Honda DBL saja, dirinya berhasil tembus Best 24 Campers Honda DBL Camp 2018.

Ia juga mengemas total 63 poin dan 32 rebound selama dua musim membela SMA Kolese Gonzaga. Ferdinand sendiri mengaku dirinya terisnpirasi dari sang kakak yang juga mengambil kuliah jurusan teknik sipil. 

"Kebetulan kakak juga ambil teknik sipil,” paparnya. Ia juga punya keinginan untuk bekerja sebagai insinyur. “Lebih senang kerja di lapangan, daripada di balik meja kantor sih he he he,” serunya.

Ferdinand sebenarnya sudah mendapat info bahwa ia lulus jalur prestasi akademik di Unpar jauh sebelum tahun ajaran semester genap usai, Tepatnya pada bulan Oktober 2019 lalu. Hanya saja dirinya baru-baru ini mengurus keperluan berkas yang harus diurus.

“Aku emang pengin banget kuliah di Unpar sejak lama. Pas ada kesempatan aku coba dan syukur bisa keterima di sana,” ujarnya. Saat ditanya mengenai karir basketnya, Ferdinand mengaku tidak akan meninggalkan basket begitu saja.

Pemain berpostur 183 sentimeter itu tetap akan aktif basket selama di Unpar. “Menyesuaikan dulu di sana sih klo bisa ngatur waktunya pas mungkin aku bisa ambil basketnya juga sih,” paparnya. Untuk menembus jalur prestasi akademik Unpar bukanlah hal yang mudah. Ferdinand sendiri mengaku sempat kaget dirinya bisa diterima melalui japres akademik.

“Sempet takut juga nih nggak keterima, karena saingannya cukup banyak. Tapi pede aja deh, nilai fisika dan matematika aku lumayan bagus rata-ratanye he he he,” ucapnya. Dirinya berpesan untuk semua adik kelasnya yang masih berjuang di SMA. Agar tetap fokus mengejar apa yang diinginkan.

“Kita harus pintar-pintar mengambil keputusan yang ada. Kadang akedemik lebih penting dari pada yang lain. Tapi, kalau mau fokus prestasi non akademik jangan nyerah tetep usaha terus, fokus sama yang dituju,” pungkasnya. (*)

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Drama Overtime Antarkan SMAN 1 Pacet Mojokerto ke Playoffs
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA