Honda DBL South Kalimantan Series 2019 bisa jadi pengalaman paling istimewa yang pernah dialami Muhammad Aldrin. Statusnya kala itu masih siswa baru. Tapi mampu bersaing, menjadi Most Valuable Player (MVP), bahkan lolos ke Honda DBL Camp 2019.
Aldrin tentu masih minim pengalaman. Siswa SMAN 1 Banjarmasin ini bahkan sulit untuk menghindari demam panggung waktu pertama kali menginjak lapangan. Pebasket berposisi guard itu gugup bukan main.
Sebisa mungkin Aldrin menekan perasaan groginya itu. Dia tidak ingin menjadikan penampilan perdananya ini sebagai beban. Sebaliknya dia tambah termotivasi untuk memberikan hasil yang terbaik bagi sekolahnya.
Doanya terkabul. SMAN 1 Banjarmasin nyaris melenggang ke final tanpa hambatan. Pada partai puncak mereka berhadapan dengan SMAN 7 Banjarmasin. Namun, lagi-lagi ternyata lawan bukan musuh yang sepadan.
SMAN 1 Banjarmasin terus menekan. Mereka tampil dominan. Pertandingan berakhir dengan skor 54-44. Aldrin dan kawan-kawannya sukses jadi juara.
Tidak pernah terbersit dalam benaknya bahwa dia mampu merasakan sensasi kemenangan itu pada musim pertamanya ikut DBL. Target jadi kampiun sudah pasti diusung sejak awal. Tapi bisa benar-benar mewujudkannya sangat tidak terkira.
"Yang paling saya kangen adalah saat habisnya waktu di kuarter keempat dan memenangkan pertandingan DBL. Saya rindu bisa mengangkat trofi juara bersama tim," ungkap Aldrin.
Kerinduan yang dirasakan Aldrin ini sangat wajar. Hampir seluruh peserta DBL juga sudah tidak sabar merasakan euforia seperti musim sebelumnya. Hanya saja pandemi covid-19 membuat keadaan serba tidak pasti.
Aldrin hanya bisa mengenang perjuangan yang dilakukan olehnya dan tim tahun lalu. Tidak mudah untuk siswa kelas X sepertinya masuk jadi skuad utama sekolah. Dia harus bersaing dengan pemain senior.
"Jadi saya rajin latihan, bermain bagus saat game biasa, dan ber-atittude yang baik dengan pelatih. Alhamdulillah akhirnya saya bisa masuk tim DBL," ucap Aldrin senang.
Kebahagiaan itu semakin lengkap saat timnya bisa juara. Misinya untuk mengharumkan nama sekolah berhasil terwujud. Baginya itu menjadi kebanggaan tersendiri yang tidak ternilai harganya.
Selama pertandingan semangat Aldrin begitu membuncah. Keluarganya datang langsung untuk memberikan support padanya. Selain itu, dia dan tim saling menguatkan hingga mampu melalui semua sampai akhir.(*)