Tidak ada yang tidak mungkin. Jika diupayakan dengan kerja keras. Hal inilah yang selalu ditekankan oleh Coach Lord Putra ke anak asuhnya, tim basket putra dan putri SMAN 1 Kupang. Sejak kedatangannya sebagai pelatih kepala di sekolah tersebut pada tahun 2016.
SMAN 1 Kupang sendiri menjadi tim yang selalu disegani dan diwaspadai. Pada persaingan Honda DBL East Nusa Tenggara Series. Bagaimana tidak. Sejak dinakhodai Coach Putra, skuad putri mereka langganan lolos ke Semifinal. Sedangkan tim putranya berhasil menjadi champion pada musim 2018.
Tak hanya itu saja, hampir setiap tahunnya, penggawa dari SMAN 1 Kupang selalu berhasil menapak ke Honda DBL Camp 2019. Sebut saja pemecah rekor beeptest Honda DBL Camp 2018, Faldo Payon dan MVP Honda DBL East Nusa Tenggara Series 2019, Febriani Medah.
Coach Putra lantas bercerita bahwa dalam membangun tim basketnya, rata-rata para pemainnya baru berlatih saat menginjak kelas X. Programnya dari kelas X hingga XII pun dibuat sama. Yaitu memfokuskan pada fundamental basket.
"Bedanya, untuk kelas XI dan XII sudah lebih ke pattern. Jadi nggak 100 fundamental," ungkapnya.
Selain latihan reguler, ia juga memiliki program khusus latihan menuju kompetisi. Ia akan lebih memperkuat fisik dengan cara latihan penguatan otot dan kardio. Lalu, untuk mengukur kemampuan tiap anaknya, ia memberikan beep test rutin di setiap bulannya.
Lalu, mendekati kompetisi, ia akan menambah latihan fundamental lagi untuk mengasah kemampuan mereka agar semakin tajam. Selain memperbanyak shooting, juga kerap melakukan latih tanding dan memberikan masukan secara personal. Dengan metode tersebut ikatan pemain dan pelatih akan semakin kuat yang berdampak ke meningkatnya kepercayaan diri.
"Untuk yang mengisi skuad, setiap musimnya akan di-reset. Pemain musim lalu kalau tidak punya progress ya bisa nggak masuk ke skuad utama. Sedangkan yang rookie dan punya kemauan dan kerja keras selama latihan bisa masuk ke skuad utama," tambahnya.
Ia pun berharap, semua latihan yang ia berikan ini mampu membuat pribadi para anak asuhnya menjadi lebih baik. Pasalnya, kebiasaan untuk sportif, respek ke sesama, dan kerja sama akan dibawa kemanapun mereka berada. (*)