Persaingan sektor putra Honda DBL D.I Jogjakarta Series akan makin ketat musim ini. Hal tersebut menjadi indikator bahwa skill para pemain mulai merata dan memberi kontribusi di berbagai sekolah.
Berkaca dari gelaran Honda DBL D.I Jogjakarta Series 2019 lalu. Hanya untuk menembus zona playoffs, 32 tim putra bersaing begitu ketat. Beberapa pertandingan bahkan berakhir seru dengan babak overtime atau buzzer beater.
Sengitnya persaingan berpotensi terjadi karena bergesernya peta kekuatan. Beberapa tim yang musim lalu berani berinvestasi. Dengan memberi banyak kesempatan para rookie, kini waktunya 'memetik' hasilnya. Sebaliknya, tim yang musim lalu superior, bisa jadi tergerus kekuatannya. Menyusul telah lulusnya para pemain andalan.
Berikut ini beberapa tim yang patut diwaspadai dan layak disebut sebagai tim kuda hitam yang akan memanaskan persaingan di sektor putra Honda DBL D.I Jogjakarta Series musim ini :
1. SMAN 2 Bantul
Meski harus takluk dengan SMAN 4 Jogjakarta pada babak playoffs musim lalu, SMAN 2 Bantul patut diperhitungkan untuk gelaran Honda DBL D.I Jogjakarta Series musim ini. Pasalnya, selain memiliki pemain dengan postur yang tinggi yang cukup merata dalam satu tim. Mereka juga dikenal selalu memiliki point guard di atas rata-rata yang dapat mengatur permainan.
Kelebihan yang lain adalah fast break yang mematikan. Setelah lebih dulu mereka membentuk poros pertahanan yang kuat. Jika lawan gegabah dalam melakukan offense, dalam waktu singkat tim dengan julukan EXSCO ini, akan begitu mudah melakukan serangan balik dan menghasilkan point.
2. SMAN 10 Jogjakarta
Penghuni babak playoffs ini juga patut diwaspadai. Pertandingannya melawan SMAN 1 Kalasan musim lalu bahkan menjadi salah satu pertandingan paling epic di gelaran Honda DBL D.I Jogjakarta Series 2019. Squad asuhan Ongky Gunawan ini berhasil memenangkan laga double overtime dengan lemparan tiga angka buzzer beater. Sontak dari ketertinggalannya 41-42 atas SMAN 1 Kalasan, tim SMAN 10 berbalik unggul dan memenangkan laga 44-42.
Keunggulan SMAN 10 Jogja adalah endurance dan konsentrasi pemain dalam menjaga momentum pertandingan. Tim ini terkenal alot, karena lawannya sangat sulit unggul dengan margin diatas lima poin. Selain itu para punggawa SMAN 10 Jogja juga memiliki mental baja. Dalam posisi tertinggal sekalipun, mereka tetap bermain tenang sambil pelan-pelan mencuri kesempatan!
Jika suatu saat menghadapinya, jangan pernah sekalipun mengendorkan penjagaan sampai akhir pertandingan. Ketimbang nyesek kena buzzer beater dari mereka !
3. SMAN 3 Jogjakarta
Meski perjalanan mereka harus berhenti di babak playoffs, namun musim ini skuad SMAN 3 Jogjakarta atau Padmanaba patut diperhitungkan. Meratanya kemampuan para pemain senior di kelas XII akan menjadi senjata utama tim putra Padmanaba melakukan perlawanan.
Berkaca pada musim lalu, Padmanaba sebenarnya sangat mungkin lolos ke babak big eight. Namun menurut headcoach Padmanaba, Gregorius Yudith Prabawa, kelemahan anak asuhnya adalah pada mental. Meski demikian, sebenarnya Padmanaba memiliki pemain-pemain yang cukup mumpuni. Para small man-nya cukup eksplosif dan memiliki ragam gerakan.
“Maka yang akan saya benahi musim ini adalah mental mereka dalam menghadapi pertandingan. Paling penting adalah tentang pengetahuan basket, kapan harus passing, kapan harus eksekusi, dan lain sebagainya,” fokus Yudith.
4. SMAN Muhammadiyah 1 Jogjakarta
SMAN Muhammadiyah 1 Jogjakarta patut diperhitungkan pada musim baru Honda DBL D.I Jogjakarta Series ini. Meski harus mengakui keunggulan SMAN 9 Jogja di babak big eight tahun lalu, namun anak asuh headcoach Hanindito atau Hanche ini punya beberapa kelebihan yang mesti diwaspadai.
Pertama, SMA Muhammadiyah 1 Jogja berisi pemain dengan tinggi badan yang merata. Deretan starting lineups mereka tidak memiliki pemain dengan tinggi badan dibawah 170 sentimeter.
Kedua, defense yang kokoh. Menghadapi mereka, setiap musuh dibuat frustrasi. Pasalnya, mulai dari pemain perimeter hingga bigman, cukup disiplin dalam melakukan helping dan rebound.
Terakhir, SMA Muhammadiyah 1 Jogjakarta juga handal memanfaatkan transisi defense lawan yang lambat. Mereka bisa bermain fast break tapi juga cukup piawai dalam set play. (*)