SMAN 16 Surabaya adalah salah satu tim yang punya tradisi langganan playoffs. Pada Honda DBL East Java Series-North Region di Surabaya. Bahkan, pada dua musim terakhir, skuad asuhan Sagita Marianto ini selalu tembus ke babak semifinal.

Pada musim 2019 sendiri, Muhammad Adhim dkk sukses membawa tim basket putra SMAN 16 Surabaya hingga ke babak Semifinal. Sedangkan untuk skuad putri, mereka sukses melenggang ke babak Delapan Besar. 

Salah satu kunci dari keberhasilan ini adalah program latihan fundamental yang terus dilakukan setiap sesi latihannya. Bagi Coach Sagita, fundamental adalah kunci dari peningkatan kemampuan anak asuhnya. Baik dari kelas X hingga XII, semua akan mendapatkan drill latihan yang sama. 

Hal ini terlihat dari kemampuan merata yang dimiliki para pemainnya setiap musimnya. Tak tanggung-tanggung, di setiap pertandingan, para penggawa Sixteen (julukan SMAN 16 Surabaya) hampir selalu mencetak poin untuk kemenangan timnya. 

"Ketika off season, selain fundamental, fisik adalah hal yang utama bagi saya. Lalu selanjutnya baru ke materi selanjutnya seperti game play dan mental," ujar pria berusia 36 tahun tersebut.

Pelatih SMAN 16 Surabaya, Sagita Marianto (kanan) saat memberi instruksi kepada anak didiknya pada laga Honda DBL East Java Series musim kemarin. (Source: DBL Indonesia)

Pelatih yang melatih sejak musim 2010 ini menjelaskan bahwa khusus untuk mental, ia kerap melakukan pertandingan situasional agar mereka semakin siap ketika bertanding. 

Salah satunya adalah melakukan scrimmage dengan kondisi selisih skor. Tujuannya, agar anak asuhnya terbiasa menyelesaikan sebuah masalah. 

"Jadi, ketika leading para pemain tetap bisa memecahkan masalah bagaimana caranya mempertahankan kedudukan. Begitu juga ketika dalam kondisi tertinggal. Anak-anak juga harus belajar bagaimana mengontrol emosi dan bekerja keras untuk memperkecil margin," tambahnya.

Baginya, kerja keras dan selalu low profile adalah kunci dari pemain dan tim yang baik. Hal inilah yang terus ditanamkan ke anak asuhnya sehingga mereka tidak cepat berpuas diri. 

"Bagi saya membangun kepercayaan diri itu juga penting untuk anak usia mereka. Namun, harus diimbangi dengan tidak meninggi dan kerja keras yang maksimal. Sehingga mereka akan terbiasa melakukannya pada kehidupan sehari-hari pula," tutupnya. (*)

 

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya