Comeback-nya SMAN 10 Jogjakarta musim lalu, setelah absen pada Honda DBL D.I Jogjakarta Series 2018 sontak membuat kaget. Bagaimana tidak. Tim polesan Coach Ongky Gunawan tersebut berhasil memenangkan laga di fase grup secara dramatis, saat melawan SMAN 1 Kalasan. Lewat dua kali over time. Hebatnya lagi, kemenangan mereka berhasil diraih jelang detik terakhir. Melalui buzzer beater!
Laga tersebut tak berlebihan jika dianggap paling epic. Bahkan bisa disebut salah satu laga ter-dramatis dalam sepanjang sejarah helahatan Honda DBL D.I Jogjakarta Series sejak tahun 2008.
Perhatian insan basket di DI Jogjakarta langsung tertuju pada sosok Coach Ongky. Meski masih berusia 22 tahun, ia sanggup membawa SMAN 10 Jogja mencapai babak playoffs.
"Sejak tahun 2017 aku mulai melatih SMAN 10 Jogja, dan hanya bermodal empat pemain yang masih bertahan dari pelatih sebelumnya. Tapi, aku lakukan pendekatan kepada anak-anak. Satu hal yang kukatakan pada mereka, anggaplah aku sebagai temanmu,” cerita Coach Ongky.
Pendekatan itu Coach Ongky lakukan agar ia bisa menjadi tempat konsultasi anak asuhnya. Dari hal tersebut, akhirnya terbentuklah satu kedekatan, tak hanya antara Coach Ongky dengan pemainnya, tapi juga antara ia dengan barisan para supporter.
"Aku juga dekat dengan para supporter karena mereka adalah support system terbesar untuk prestasi tim basket. Setelah musim lalu kami bisa masuk ke babak playoffs, temen-temen supporter sangat senang dan antusias. Secara otomatis, mereka kemudian juga menjaga komitmen untuk menjunjung suportivitas tanpa rusuh,” paparnya.
Dalam melatih, filosofi pelatih muda ini adalah have fun. Sebab menurutnya seorang pelatih harus bisa menyebarkan semangat suka cita dalam bola basket. Sehingga anak asuhnya tidak bermain dalam tekanan.
"Basket itu harus fun. Jangan membuat pemain tertekan. Akhirnya pemain akan mengeluarkan potensinya dan menjadikan basket sebagai sesuatu yang bisa mereka banggakan,” tutur Ongky.
Ditanya soal persiapannya hadapi musim baru, SMAN 10 Jogja saat ini sedang fokus pembentukan dan pencarian point guard. Coach Ongky percaya, bahwa segala arahannya dari bench, hanya bisa dijalankan dengan baik jika punya seorang point guard yang mumpuni.
"Di lapangan, arahan pelatih itu cuma 5 persen aja. 95 persen lainnya yang menentukan permainan anak-anak di lapangan, termasuk point guard yang bisa mengatur rekan satu timnya. Maka sekarang ini saya sedang sangat fokus untuk membentuk dan mencari pemain di posisi itu,” pungkas Coach Ongky. (*)