Sejak tiga tahun terakhir kepelatihan coach Fanny Agus Cahyono, skuad putri SMA BPK Penabur Cirebon menjadi tim yang sangat diperhitungkan di gelaran Honda DBL Seri Jawa Barat.
Selain selalu lolos semifinal, Penabur Cirebon berhasil melangkah ke final selama dua musim terakhir. Pada musim 2019 kemarin mereka berhasil meraih gelar juara keduanya setelah sebelumnya pernah membawa pulang trophy pada musim 2016.
Menuru coach Fanny, salah satu kunci keberhasilan dari SMA BPK Penabur Cirebon adalah mengutamakan attitude baru skill. Bahkan, ia tak segan tidak memasukkan pemain bagus ke dalam skuad utama jika tidak memiliki attitude yang bagus baik di dalam maupun luar lapangan.
"Saya paling suka dengan pemain yang pantang menyerah dan rajin berlatih. Karena mereka tidak akan cepat berpuas diri dan selalu berkembang," ujar coach Fanny.
Selain dari attitude, pendidikan juga menjadi hal yang paling utama dalam skuad SMA BPK Penabur. Ia tidak mau basket mengganggu sistem belajar anak-anaknya. Sebab mereka adalah student athlete yang memiliki tugas utama adalah belajar.
Bahkan, ia menerapkan sistem hukuman larangan mengikuti kompetisi satu musim jikalau ada anak asuhnya yang memiliki satu saja nilai tidak lolos kriteria ketuntasan minimal, atau KKM. Dengan begitu, mereka akan terpacu untuk belajar lebih serius agar bisa tetap bermain basket.
Coach Fanny mengaku tidak membedakan program latihan di setiap anak asuhnya. Baik pemain baru maupun senior. Ia menggelar latihan dua kali dalam seminggu. Intensitas akan meningkat seiring dengan semakin dekatnya kompetisi yang akan diikuti.
"Selain melakukan latihan seperti shooting 500-700 kali dalam sehari, saya juga selalu melakukan latihan game situasional. Contohnya seperti scrimmage dengan kondisi poin yang berbeda jauh. Sehingga tim yang tertinggal bisa mencari pemecahan masalah dan mengatasi mental saat tertinggal. Dan yang unggul bisa memahami bagaimana caranya mempertahankan keunggulan," tambahnya.
Program latihan yang ia bangun ini memiliki sebuah tujuan yang tersirat, bahwa setiap hasil selalu ada proses. Semuanya harus bekerja keras, belajar, dan rela berkorban. Sehingga kelak anak asuhnya bisa sukses di kehidupan setelah SMA.
"Bagi saya, basket bukan sekadar olahraga. Karena dari basket kita bisa belajar tentang kehidupan yang sangat berharga baik untuk sekarang maupun yang akan datang," tuturnya.(*)