Regenerasi pemain baru menjadi kunci bagaimana sebuah tim bisa konsisten berpartisipasi di kompetisi basket. Baik tingkat lokal maupun Honda DBL. Inilah salah satu cara yang dilakukan SMAN 2 Samarinda untuk bisa terus eksis di dunia basket Kalimantan Timur.
"Untuk program latihan, saya selalu menggabungkan semuanya. Baik yang baru, yang sedang proses pengembangan, serta tim. Sehingga mereka saling memotivasi dan termotivasi satu sama lain," ujar pelaith tim basket putra SMAN 2 Samarinda Bayu Raditya.
Baginya, teknik ini sangat ampuh untuk membakar semangat anak asuhnya dalam latihan. Pemain baru dan pemain yang berkembang kian termotivasi untuk bisa masuk ke bangku tim utama. Sedangkan untuk tim utama, mereka menjadi semangat dan tak mau kalah melihat perkembangan pemain lainnya.
Khusus untuk tim utama, ia memberikan jadwal latihan serta materi tambahan. Dalam kesempatan tersebut, selain mempertajam fundamental, ia juga memberikan latihan offense dan defense di level advance agar semakin siap untuk berkompetisi.
"Khusus untuk tim utama, persaingannya jauh lebih ketat. Ketika attitude mereka buruk, saya akan langsung ganti dengan pemain lainnya. Meskipun secara teknis dan skill sangat baik atau di atas teman-temannya. Karena menurut saya, juara itu bonus. Yang saya ajarkan pada mereka adalah bagaimana cara berproses dan bekerja keras. Untuk hasilnya, Tuhan yang kasih," tambah coach Bayu.
Selain basket, akademik juga menjadi salah satu penilaian coach Bayu terhadap pasukannya. SMAN 2 Samarinda yang merupakan sekolah dengan standar akademik tinggi selalu mengedepankan pendidikan baru aktivitas pengembangan bakat.
Tak tanggung-tanggung, Coach Bayu bisa mengistirahatkan pemain untuk berkompetisi jika secara akademik nilainya tidak tercapai. Ia tidak ingin basket menjadi penghalang belajar. Sebab mereka adalah seorang student athlete.
"Saya sering berkordinasi dengan guru. Jadi bisa terus memantau bagaimana nilai anak-anak saya. Latihan pun selalu saya jeda satu hari. Jadi sekarang latihan, besoknya fokus belajar. Begitu seterusnya," ujar pelatih 33 tahun tersebut.
Baginya, mengajarkan bagaimana cara berproses adalah hal yang paling penting untuk membimbing kelompok umur pelajar. Hal ini akan membuat anak-anak terbiasa disiplin dan bertanggung jawab. Sehingga kelak, apa yang ditanam dari sekarang bisa berbuah manis di masa depan.
Ia pun berharap agar pasukannya bisa selalu all out mengikuti passion yang cocok dengan mereka. Sehingga, kelak tidak ada penyesalan di kemudian hari.
"Ketika dia menemukan bahwa basket ini cocok, tugas saya adalah membimbing dan membuat mereka nyaman dengan tidak terlalu kaku. Sehingga tidak mudah bosan yang berujung berhenti bermain basket. Apalagi sekarang ada Esport. Semoga anak-anak bisa sukses sesuai dengan jalur yang mereka pilih," harapnya.(*)