Seiring berjalannya waktu, tembakan three point memang benar-benar mengambil alih permainan basket baik di NBA, bahkan dunia. Selain terbukti berdasarkan statistik banyaknya three point yang diambil era sekarang ini, bukti lainnya adalah perubahan gaya bermain.

Sebelum serangan three point Golden State Warriors datang, bigman-bigman NBA masih fokus pada pekerjaan 'kotor'. Mengambil rebound, melakukan screen, dan beradu tenaga serta kekuatan di bawah ring menjadi fokus utama mereka. Dewasa ini, bigman-bigman tak melulu berkutat di area tersebut. Mereka juga gemar melepaskan three point.

Ambil contoh center Milwaukee Bucks, Brook Lopez. Di delapan musim pertamanya bermain di NBA, ia hanya melepaskan 31 percobaan tripoin dan hanya masuk tiga kali. Secara rasio percobaan, Brook hanya mencatatkan satu persen. Artinya, ia hanya akan menembak three point satu kali dari 100 percobaan serangan yang ia miliki.

Sementara di empat musim terakhir, Brook sudah melepaskan 1508 percobaan tripoin. Dalam empat musim tersebut, jika di rata-rata, rasio percobaan Brook naik menjadi 47 persen. Yang tertinggi terjadi di musim lalu di mana 65 persen penguasaan bolanya berujung pada upaya menembak tripoin.

Dengan fakta di atas, Brook lantas mendapat predikat seorang bigman atau center modern. Namun, benarkah seorang bigman modern hanya membutuhkan kemampuan dan keberanian menembak three point saja? Jawabannya adalah tidak.

Center Miami Heat, Bam Adebayo, memiliki frekuensi dan akurasi three point yang masih jauh dari kata bagus. Namun, penampilannya musim ini bersama Heat membuatnya dapat gelar bigman modern. Bahkan menempatkannya menjadi calon Most Improved Player of the Year.

Bam memiliki catatan statistik 16,2 poin, 10,5 rebound, dan 5,1 asis per game musim ini. Lantas, apa yang membuat Bam bisa mendapat predikat bigman modern tanpa tembakan three point?

1. Atletisme
Bagi kalian yang tidak cukup percaya diri dalam mengembangkan kemampuan menembak three point, mungkin sebaiknya kalian mengembangkan tingkat atletisme kalian.

Atletis pada dasarnya adalah salah satu syarat utama untuk menjadi seorang atlet, utamanya di basket. Namun, dalam kasus Bam, ia punya level atletisme yang berbeda.

Dengan tinggi 206 sentimeter, ia mampu bergerak sangat cepat karena memiliki kondisi tubuh yang prima. Bahkan, bisa dibilang Bam adalah center paling atletis di NBA sekarang.

Jika ingin mengikuti langkah Bam, maka kalian bisa memulai dengan latihan fisik yang semakin intensif (tapi jangan berlebihan karena bisa mengakibatkan cedera) dan juga mengembangkan pola makan serta hidup yang sehat. Kurangi lemak, perkuat otot, dan tingkatkan kelincahan kalian!

2. Finishing
Di era banyaknya percobaan three point seperti sekarang ini, paint area bisa dibilang cukup sepi dari kerumumanan pemain. Hal ini memudahkan center berhadapan satu lawan satu dengan lawan mereka atau melakukan pick n roll yang membuat sang pemain justru terlepas sendiri. Namun, dua kondisi serangan di atas tidak akan berguna tanpa kemampuan finishing yang bagus.

Layup dan under the basket harus benar-benar kalian para center kuasai dengan sempurna. Pada dasarnya, hal ini harus dikuasai oleh semua pemain.

Namun, untuk center yang tak percaya diri mengembangkan kemampuan menembak jarak jauh, tembakan jarak dekat kalian harus lebih bagus dari seluruh pemain di tim.

3. Passing
Saat finishing kalian bagus, maka perhatian lawan akan semakin meningkat. Mereka tidak akan lagi membiarkan kalian melakukan satu lawan satu atau roll di paint area dengan leluasa.

Biasanya, pelatih lawan akan menyarankan rotasi bertahan dengan help. Hal ini akan membuat satu teman kalian berada dalam posisi tanpa penjagaan.

Dengan ini, tugas utama center berubah dari melakukan finishing menjadi fasilitator. Ya, dengan double team atau help defense dari lawan, kemampuan passing kalian harus ditingkatkan.

Biasanya, teman-teman kalian yang terbebas berada di area corner. Kalian harus melatih kemampuan passing dari paint area ke corner dengan tepat sasaran.

Bam memiliki kemampuan ini. Ditambah dengan dribblenya yang juga cukup bagus untuk seorang center, ia jadi semaki leluasa dalam memberi passing ke rekan-rekannya.

Jika dalam kondisi terdesak, ia bisa membawa bola seorang diri sampai bisa menemukan jalur operan yang lebih baik. Bam tercatat sebagai center dengan rataan asis terbanyak kedua di NBA, hanya kalah dari Nikola Jokic. Dan kesamaan Jokic dengan Bam adalah, kemampuan finishing dan passing yang bagus.

4. Basketball IQ
Keistimewaan lain Bam sebagai sosok center tanpa tembakan three point adalah basketball IQ. Ia tahu harus melakukan apa dan kapan. Saat salah satu rekannya melakukan drive dari area kanan, maka ia akan menempatkan dirinya secepat mungkin di area kiri. Ia akan membebaskan diri dari lawan dan membuka jalur operan untuk rekannya.

Belum lagi kemampuannya melakukan pick n roll yang juga sangat spesial. Ia tahu kapan harus melakukan roll atau sekadar memancing lawan melakukan switch penjagaan.

Hal ini sangat membutuhkan basketball IQ yang tinggi dan pengamatan lawan yang bagus. Kalian harus tahu, apakah kalian atau rekan kalian berada dalam kondisi mismatch atau tidak.

Cara terbaik untuk mengembangkan basketball IQ adalah membaca, menonton, dan berlatih. Membaca di sini kalian bisa membaca buku apa saja. Intinya, biasakan diri kalian membaca buku dengan hal ini kalian akan memiliki wawasan yang lebih luas dan mempengaruhi kemampuan kalian di lapangan.

Untuk menonton baru kita lebih spesifik. Biasakan diri kalian menonton pertandingan basket secara penuh, jangan highlightnya saja. Hal ini akan membantu kalian menganilisis apa-apa saja yang terjadi di lapangan ketimbang highlight. Dalam hal ini, kalian bisa coba mencari game Heat musim ini dan fokus pada apa yang dilakukan Bam selama di lapangan.

Sementara untuk berlatih, ya semuanya memang harus dilatih. Dengan membaca artikel ini, kalian sudah melewati satu tahap pengembangan basketball IQ. Namun, tahapan-tahapan ini tidak akan berguna jika kalian tidak melatihnya secara konsisten.

Karena sekali lagi, basket adalah olahraga yang sangat mengandalkan memori otak kita. Semakin sering kita melakukannya, semakin terbiasa tubuh kita untuk membaca situasi tersebut.

Menjadi bigman/center modern adalah sebuah keharusan. Basket adalah olahraga yang dinamis, dan jika kita tidak dapat beradaptasi, maka kita akan tertinggal lari.

Namun, untuk menjadi bigman/center modern, three point bukanlah satu-satunya cara. Bam Adebayo telah menunjukkan bahwa ia mampu menjadi ancaman dan memenuhi kriteria bigman/center modern tanpa hal itu. Semangat menjadi lebih baik!(*)

Foto: CBS Sport, AP, USA Today, Sportskeeda

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Student Athlete Asal Bali Siap Nribun di Indonesia Arena!
Menuju Musim Baru: Mental Lebih Siap, SMAN 2 Merauke Optimistis Tatap Musim 2020
11 Varian Rasa Kopi Good Day Yang Wajib Kamu Coba
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA