Honda DBL Central Java Series 2019 jadi pengalaman perdana bagi Angela Fortunata. Musim lalu dia menjadi rookie mewakili SMA Warga Surakarta.
Kiprahnya patut diacungi jempol. Baru sekali ikut kompetisi, Angela dan kawan-kawannya berhasil mengantar sekolah mereka sampai ke babak final. Sayangnya kecewa harus dirasakan. Timnya kalah dari SMA Tri Tunggal sehingga terpaksa puas dengan posisi runner-up.
Tetap saja dari sana Angela banyak mendapatkan pengalaman berharga. Gadis 16 tahun ini tidak segan berbagi ceritanya selama mengarungi kompetisi musim kemarin.
"Awalnya aku merasa kesusahan untuk menyesuaikan diri dengan suasana seperti itu. Tapi karena dukungan dari teman, sekolah, dan keluarga, jadinya bisa melewati," ujar Angela.
Grogi sudah pasti dirasakannya. Namun, lama kelamaan dia bisa menikmati setiap pertandingan. Siswi yang baru akan naik kelas XI itu tidak memungkiri sangat terkejut dengan pencapaian sekolahnya yang tembus partai puncak.
Hanya saja kekalahan di final itu tidak benar-benar membuat Angela puas dengan performanya. "Sebenarnya kurang soalnya inginnya juara. Tapi ya termasuk sudah bagus bisa dapat juara dua dan terpilih sebagai first team," ungkapnya.
Dari DBL Angela belajar untuk tetap bersemangat. Tidak boleh gampang menyerah dengan rintangan. Makanya dia terus berusaha melakukan yang terbaik. Sekalipun kekalahan yang dipetik, Angela mampu melewatinya dengan tegar sebab sudah berjuang maksimal.
Pebasket yang berposisi sebagai guard ini kembali merangkai harapan untuk musim baru yang akan datang. Dia pun mencoba melupakan hasil lalu dan sudah melakukan evaluasi.
"Harapannya harus jadi champion. Kerja sama tim harus diperbaiki, saling percaya satu sama lain," kata campers Honda DBL Camp 2019 itu.
Yang paling penting ialah memupuk rasa percaya diri terhadap kemampuan masing-masing. Selain skill dan fisik, Angela dan kolega juga berusaha meningkatkan kecepatan berpikir agar bisa segera ambil keputusan dalam situasi pertandingan apa pun.(*)