SMAN 1 Mataram menjadi salah satu tim dengan torehan champion putri terbanyak di Honda DBL Seri Nusa Tenggara Barat. Skuad asuhan coach Sandika Sumbawardana ini total sudah mengoleksi empat gelar juara. Semuanya diraih dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Hal ini tak lepas dari pembinaan fundamental yang terus diberikan oleh coach Sandika. Pelatih 42 tahun ini terus mengasah dasar fundamental anak asuhnya agar semakin optimal ketika berada di lapangan.

Syahtia Alamsyah, MVP Seri NTB saat berlatih di Honda DBL Camp 2019

Hal ini berbuah manis. Hampir di setiap musimnya, SMAN 1 Mataram menyumbangkan pemainnya ke Honda DBL Camp. Salah satunya seperti Syahtia Alamsyah yang dua kali melangkah ke Surabaya sebagai salah satu dari lima pemain terbaik dari seri Nusa Tenggara Barat.

Dalam dua musim terakhir juga, MVP seri Nusa Tenggara Barat diraih oleh SMAN 1 Mataram. Yaitu Syahtia Alamsyah di Tahun 2019 dan Aurelia Lulu di musim 2018.

"Program latihan utama SMAN 1 Mataram adalah pengembangan fundamental. Sedangkan sisanya lebih ke penguatan otot dan memperbaiki kemampuan fisik," ujar pelatih kelahiran Jember itu.

Sebelum melakukan latihan, coach Sandika selalu memberikan contoh detail gerakan untuk fundamental terlebih dahulu. Mulai dari posisi kaki, gerakan tubuh, hingga kapan saat melepas bola atau melakukan manuver saat drive.

Tak hanya itu, ia juga meminjamkan bola untuk anak asuhnya. Sehingga pemain bisa berlatih fundamental ketika di rumah. Hal ini akan membuat coach Sandika mengetahui siapa yang serius berlatih basket dan yang tidak. Hadiahnya, mereka akan berlaga di Honda DBL.

"Fundamental bagi saya adalah yang utama. Bahkan meskipun masuk tapi tidak melakukan step by step yang benar akan saya suruh untuk ulangi. Saya lebih suka tidak masuk atau air ball tapi bisa melakukan step by step dengan benar. Karena semakin bagus step by stepnya, mereka akan semakin baik ketika bermain," jabarnya. 

Coach Sandika juga menerapkan disiplin, percaya diri, dan kerja keras. Ia juga tidak pernah membedakan anak asuhnya. Siapa pun yang melakukan kesalahan akan mendapatkan hukuman.

Biasanya, ia memberikan hukuman berupa sprint satu lapangan penuh ketika melakukan kesalahan dalam bermain. Tujuannya agar mereka belajar tanggung jawab. Hal ini juga akan membiasakan anak asuhnya ketika berada di kehidupan sehari-hari.

"Ini merupakan salah satu program jangka panjang saya untuk mendidik karakter anak-anak. Sehingga mereka bisa terbiasa untuk disiplin, mau bekerja keras, serta bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan," tuturnya.(*)

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game