Dua kali berpartisipasi dalam Honda DBL West Java Series, dua kali pula Arsya Febriani terpilih untuk mengikuti Honda DBL Camp. Selama itu siswi SMA BPK Penabur Cirebon tersebut selalu terhenti di top 24. Tak pernah sukses merebut tiket menjadi DBL All Star.
Namun, tidak ada yang disesali oleh Arsya dengan pencapaiannya. Malahan dia sangat bangga bisa menjadi salah satu top campers mewakili Jawa Barat. Sebab, tidak semua orang berkesempatan untuk masuk camp di Surabaya itu.
Gadis 17 tahun ini ini bersyukur dengan segudang pengalaman yang diperolehnya. Walau sudah mengenal basket sejak bangku sekolah dasar, tetapi masih banyak ilmu-ilmu yang baru diketahuinya selama camp. Makanya Arsya super bersemangat dengan kegiatan itu.
"Yang pertama saya bisa belajar dari kesalahan. Terus lewat camp ini saya tahu tolok ukur skill saya," ungkap Most Valuable Player (MVP) Honda DBL seri Jabar tersebut.
Pemain yang berposisi sebagai guard itu mengaku sempat tidak percaya berdiri bersanding dengan para campers dari seluruh Indonesia. Sifat itu sampai terbawa ke permainannya di lapangan. Arsya dinilai para coach kurang pede membawa bola.
Mendengar itu membuatnya tersadar dan harus berubah. Pelan tapi pasti Arsya mencoba mengubah mindset negatif itu. Arsya tahu jika terus berkutat dengan sifat ini, dia tak akan pernah maju.
"Kadang masih kurang pede. Tapi saya selalu coba buat meyakinkan diri sendiri kalau saya bisa," ucapnya.
Arsya terus mengasah skill. Dia masih punya satu kesempatan terakhir untuk memperkuat timnya di Honda DBL West Java Series musim baru nanti. Tidak menutup kemungkinan Arsya bisa kembali mengikuti camp lagi.(*)