Empat musim berturut-turut SMA Bopkri 1 Jogja (Bosa) merajai Honda DBL DI Jogjakarta Series. Regenerasi yang kontinyu. Persiapan yang matang. Dipadu dengan soliditas tim yang apik. Serta dukungan penuh pihak sekolah. Menjadi kunci Bosa tak terbendung pada sektor putra sejak 2016.
Menatap musim 2020, Bosa harus membangun ulang fondasi tim mereka. Tiga pemain andalannya sudah lulus; Dearren Alvado (Honda DBL All Star 2019), Steve Richardo (MVP Honda DBL D.I Jogjakarta Series 2019) dan Liem Alan (First Team Honda DBL D.I Jogjakarta Series 2019).
Bosa juga harus melakukan penyesuaian. Pasalnya, mereka baru saja melakukan perombakan coaching staff.
Beberapa kondisi terbaru yang dialami Bosa itu tentunya jadi handicap besar bagi mereka. Untuk meneruskan hegemoni pada Seri DI Jogjakarta.
Namun, sebaliknya memberi peluang bagi para kompetitornya. Berikut ini empat tim yang siap menjegal dominasi Bosa. Dan punya kans menjadi juara baru di Seri DI Jogjakarta. Siapa aja? Simak ulasannya!
1. SMA Budi Mulia Dua (BMD)
Dua kali sudah anak asuh Coach Dewanta Aji berlaga di Final Party melawan Bosa. Masing-masing pada musim 2017 dan 2018. Meski berakhir jadi runner-up, namun BMD musim ini akan kembali hadir sebagai tim yang kuat. Hal itu karena pada gelaran Honda DBL D.I Jogjakarta Series 2019 lalu mereka turun dengan skuad yang berisi 80% rookie.
Tahun ini, Coach Aji optimis barisan anak barunya tahun lalu, sudah berkembang pesat dan dapat mengambil trophy champion!
2. SMAN 4 Jogja (Patbhe)
Pertarungan Bosa vs Patbhe selalu menjadi salah satu pertandingan paling epic dalam sejarah gelaran Honda DBL D.I Jogjakarta Series. Tak berlebihan jika pertemuan keduanya diberi label "Legendary Match".
Skuad asuhan Yosua Ivan dengan permainan yang mengandalkan transisi dan speed tak jarang bikin Bosa kelimpungan.
Menuju musim baru, Patbhe menjadi salah satu tim dengan materi tim yang lengkap. Mereka memiliki big man yang kuat dan pemain perimeter yang handal!
3. SMAN 2 Jogja (Smada)
Runner-up Honda DBL D.I Jogjakarra Series 2019 ini akan tampil dengan performa lebih meyakinkan pada musim baru ini. Meski ditinggal center andalannya Yonathan Pratama, namun headcoach Smada, Andhika Putra akan mengoptimalkan barisan small man timnya.
Saat ini selain membenahi fokus pada fundamental, Coach Andhika juga terus memberikan tugas kepada anak asuhnya untuk memperdalam dunia basket secara teoritis. Hal itu ia lakukan agar para anak asuhnya memahami setiap tujuan dari pola yang diberikan.
4. SMAN 9 Jogja (Trappsila)
Pada gelaran musim lalu, SMAN 9 Jogja sukses menjadi kuda hitam dan masuk ke babak fantastic four Honda DBL D.I Jogjakarta Series. Pencapaian ini merupakan kali pertama sejak keikutsertaaannya pada tahun 2009.
Point guard utama yang tahun lalu masih berstatus rookie, Farrel Lazuardi patut diwaspadai karena perkembangan performanya cukup pesat. Trapsila punya kans menjegal Bosa karena 80 persen skuad mereka tampil kembali pada musim ini.
Jika tak ingin tergelincir, rasanya Bosa perlu menyiapkan pemain spesialis deffense yang tangguh menutup pergerakan Farrel yang visioner ini. (*)