Aliya Aszava, forward SMA Warga Surakarta bercerita bahwa dia mulai membiasakan diri dengan kehidupan normal baru. Gaya hidup ini muncul setelah pandemi coronavirus yang menerjang global.

Pandemi coronavirus ini membuat gaya hidup berubah. Sekolah dilakukan di rumah. Olahraga dari rumah atau lingkungan rumah. Bahkan, ibadah pun dilakukan di rumah.

"Sekolah online ini sudah berlangsung sejak minggu pertama puasa. Jadi sistemnya tatap muka via videocall. Seperti sekolah biasa. Cuma dari rumah," ujar cewek 17 tahun tersebut.

Berbeda dengan sekolah lain yang umumnya menggunakan Zoom, SMA Warga Surakarta menggunakan aplikasi Microsoft Teams. Semua materi akan disampaikan oleh guru melalui video confrence sesuai dengan mata pelajarannya.

Meski dapat mengobati kangen bertemu teman-temannya via virtual, Aliya menuturkan bahwa dia masih belum terbiasa bersekolah dengan online. Pasalnya, metode pembelajaran daring ini membuatnya harus belajar dua kali.

"Kalau bertatap muka secara langsung, aku bisa paham lebih cepat. Tapi, kalau online, aku harus baca ulang setelah sekolah. Baru benar-benar paham," akunya.

Selain itu Aliya juga sudah sangat rindu berlatih bersama tim basketnya. Selama pandemi ini coach Wempi Wiyanto tetap memberikan drill yang bisa dilakukan di rumah. Namun, rasanya tidak selengkap saat bersama tim basketnya.

Selain itu, pandemi ini juga membuat tim basketnya tidak bisa menggelar buka bersama. Biasanya, kelar latihan sore, mereka akan langsung menyantap takjil yang sebelumnya dibeli. "Baru deh nanti pulang dan makan besar di rumah," tuturnya.(*)

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game