Joshua Anindita, forward SMA St. Albertus Malang bercerita bahwa kebersamaan di dalam tim basketnya menjadi salah satu hal yang tidak akan pernah ia lupakan selama hidupnya. Meski secara torehan prestasi mereka belum bisa meraih gelar juara, namun spirit tempur ala Dempo (julukan tim SMA St. Albertus Malang sangat membekas baginya.
"Menurutku kalau momen paling memorable sih waktu pertandingan ya. Waktu itu Dempo ketemu sama MAN 2 Malang. Waktu itu laganya ketat banget kejar-kejaran," ujar Genta, sapaan akrabnya.
Dalam laga tersebut, Baik Dempo maupun Magma sama sama bermain terbuka. Jual beli serangan pun terus terjadi hingga akhir laga.
Sempat tertinggal 22-15, Dempo mulai bangkit di kuarter ketiga. Mereka terus mengejar ketertinggalan. Bahkan, di penghujung akhir pertandingan mereka sempat tertinggal tipis 32-29. Namun, berkat teamwork yang solid, mereka berhasil membalikkan keadaan dan mengakhiri laga dengan kemenangan.
"Di laga itu, kami benar-benar under pressure. Tertinggal cukup jauh soalnya di awal-awal. Tapi karena temen-temen pada hustle dan semangat, akhirnya kita berhasil membalikkan keadaan,"ujarnya.
Selain pertandingan, kebersamaan para skuad Dempo juga terjadi saat di sekolah. Bahkan, Genta dan teman-temannya punya kebiasaaan yaitu berangkat berkumpul terlebih dahulu baru berangkat ke sekolah secara bersama-sama.
Ia bercerita bahwa lokasi tempat kumpulnya tak jauh dari sekolahnya. Sehingga, mereka tidak pernah telat meskipun berkumpul terlebih dahulu.
"Paginya juga kita biasanya latihan dulu. Conditioning aja sih terus baru sekolah. Jadi kangen hehe," tambahnya.
Genta berpesan agar adik kelasnya tidak bosan berlatih ketat selama program pengembangan. Pasalnya dengan terbiasa latihan all out, Dempo akan menjadi lebih siap ketika berlaga di laga yang ketat.
"Selain itu jangan lupa tentang nutrisi. Soalnya daya tahan tubuh kan harus bagus. Apalagi sekolah tetap nomor satu," tutupnya. (*)