SMAN 1 Jogjakarta merupakan salah satu tim langganan big eight di Honda DBL D.I Jogjakarta Series. Perjuangan anak-anak Teladan_julukan SMAN 1 Jogjakarta_dalam membangun fondasi basket di sekolahnya bukan perkara mudah. Mereka memulai semuanya dengan komitmen sederhana : Mau bangun dan berangkat sekolah lebih pagi.
Hal itulah yang diceritakan oleh headcoach SMAN 1 Jogjakarta, Agung Budi Raharjo. Sejak bergabung dengan Teladan di tahun 2013, ia mulai berpikir bagaimana caranya membawa anak asuhnya dapat bersaing dengan sekolah lain yang memiliki materi basket lebih baik. Karena menurut Agung para anak asuhnya baru mengenal basket saat masuk SMA.
"Sejak musim 2016, saya mulai mengajak anak-anak untuk mau bangun pagi dan berangkat latihan sebelum sekolah. Kami mulai latihan jam 05.00 sampai 06.30. Setelah itu para pemain langsung lanjut sekolah,” cerita pelatih yang sempat terpilih sebagai First Team Coach Honda DBL D.I Jogjakarta Series 2019 itu.
Tim basket Teladan enggak hanya latihan di pagi hari saja, tapi juga sore harinya selepas pulang sekolah. Coach Agung membuat dua materi latihan yang berbeda untuk tiap sesinya.
"Latihan sore hari dimanfaatkan untuk membedah hal-hal yang terjadi dalam pertandingan. Biasanya di sore hari itu fokus ke scrimmage game. Para alumni juga sangat perhatian, kami biasa mengadakan friendly match dengan mereka di sore hari untuk memperkuat mental pemain di lapangan. Sedangkan untuk latihan pagi hari, latihan fokus pada fundamental,” terang Coach Agung.
Dalam menjalankan programnya, Coach Agung menyebutkan bahwa pihak sekolah dan orang tua sangat mendukungnya. Para orang tua senang karena anak-anaknya yang tergabung dalam tim basket setelah ibadah shalat Subuh tidak tidur lagi, tapi langsung bersiap berangkat sekolah.
"Pihak sekolah juga senang dan mendukung. Karena anak basket jadi enggak terlambat buat dateng ke sekolah. Jadi akhirnya program ini memang mendapat sambutan yang baik dari sekolah dan orang tua,” paparnya.
Namun demikian menjalankan program ini bukan tanpa tantangan. Coach Agung mesti juga selalu mengingatkan anak-anaknya untuk tidak tidur saat pelajaran. Selain itu ia juga membentuk soliditas tim dengan cara bekerjasama dengan antarpemain.
"Saya minta anak-anak untuk saling membangunkan temannya. Jadi kalo di rumah yang bangunin bukan orang tuanya, tapi temen-temennya. Saya juga tegas sama mereka. Semisal saya tiba lapangan ada yang belum pakai sepatu dan siap latihan, saya akan pulang dan latihan enggak jadi dilaksanakan. Dengan pola itu anak-anak jadi punya kesadaran untuk saling mengingatkan dan punya mental disiplin,” pungkasnya.
Adapun saat ini pencapain tertinggi para anak didik Coach Agung adalah menembus babak Fantastic Four di gelaran Honda DBL D.I Jogjakarta Series 2018 lalu. Para pasukan Teladan sudah tak sabar menunggu gelaran Honda DBL di tahun 2020 ini. Coach Agung menyebut sudah banyak pertanyaan yang diberikan anak asuhnya. "Coach, kapan kita mulai latihan pagi lagi?”. (*)