Setelah hiatus tiga tahun dari perhelatan Honda DBL DKI Jakarta Series, SMAN 80 Jakarta kembali merasakan persaingan ketat. Mereka mengirimkan tim putra dan putri di gelaran Honda DBL seri ibu kota musim lalu.
Berlaga di North Region, sayangnya tim putra mereka gagal melangkah jauh. Sebaliknya, tim putri Depoel (julukan SMAN 80) menuai kesan manis mencapai semifinal. Tentu torehan itu menjadi suatu kebanggaan bagi Bowo, pelatih Depoel.
Dirinya sangat mengapresiasi perjuangan anak didiknya. “Dengan kondisi musim lalu, saya sangat puas. Di semifinal tim putri kami main mati-matian lawan SMAN 1. Mereka terlihat lepas, sangat terlihat perjuangan keras mereka,” ungkapnya.
Namun, masih banyak evaluasi dari torehan musim lalu. Apalagi kiprah tim putra yang terhenti di babak 16 besar. Padahal sebelum pandemi melanda, mereka telah berlatih intens. Dengan memperbaiki sisi pertahanan. Dan juga menghadapi full court dari lawan.
“Materi kami belum tuntas. Karena kan penerapan belajar di rumah hampir 3 bulan ini,” terangnya. Oleh karena itu coach Bowo membuat materi untuk fokus menjaga kekuatan fisik anak asuhnya. Agar tetap terjaga seandainya kembali lagi ke lapangan.
“Catatan saya cukup banyak soal kekuatan fisik mereka. Saya khawatir, soalnya kalau fisik sudah menurun pasti sangat berpengaruh dari ke performa permainan,” tuturnya.
Perubahan banyak terjadi dari skuad putri Depoel. Mereka sangat berharap dari rookie baru yang masuk ke sekolahnya. “Untuk putri saya mau harus lebih baik dari pada tahun lalu. Saya juga masih melihat potensi pemain baru di SMAN 80,” paparnya.
Sementara Bowo juga berharap tim putra mereka bisa menggapai target minimal yaitu masuk semifinal. “Untuk putra target masuk semifinal dulu. Komposisi pemain belum banyak berubah. Masih banyak pemain kelas XI dan XII di tahun depan,” tegasnya. (*)
