ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Muhammad Fadhil (kiri) berjuang menghadang pergerakan lawan kala berlaga di Honda DBL DKI Jakarta Series-South Region tahun lalu (Dok DBL Indonesia)

Torehan kurang memuaskan selama dua musim terakhir di Honda DBL DKI Jakarta Series, ternyata tidak membuat SMK Kartika X-2 patah arang. Meski kerap harus angkat koper lebih dini, pasukan yang berasal dari Pesanggarahan, Jakarta Selatan ini enggan pesimis guna menghadapi musim depan. Mereka memiliki obsesi yang besar. Yakni, mampu bersaing dan lolos dari persaingan sengit region Jakarta Selatan. 

Amrullah pelatih kepala Kartika X-2 menegaskan timnya sudah siap berlaga kembali di Honda DBL DKI Jakarta Series musim selanjutnya. Berbekal pemain yang punya postur besar ia yakin timnya lebih berani bermain di paint area.

Ia sadar betul, musim lalu timnya banyak kehilangan kesempatan. Sebab, kurangnya koordinasi tim jadi salah faktor utama kegagalannya musim lalu.

“Komunikasi antar pemain masih kurang, memang mereka campuran kelas XI dan XII, tapi itu yang harus dibenahi pertama kali,” ujarnya.

Ditambah sekolanya memang bukan sekolah yang berbasis basket. Jadi, ia dan jajaran staff pelatih harus bisa mengembangkan talenta basket dari pemain yang sudah ada.

“SMK Kartika sendiri memang nggak pernah mendapat pemain. Kami harus bentuk dari nol. Tapi, semangat anak-anak terus membara tiap tahunnya,”papar Amrullah.

Untuk itu, ia punya program yang diharapkan bisa diterapkan oleh anak didiknya. “Sebelum pandemi kami udah latihan defense sama pertajam in bound. Pas lagi pandemi, saya lebih menekankan mereka untuk latihan fisik dan genjot buat melakukan freeletics,” tegasnya.

Di samping beragam persiapan, Amrullah juga sudah mewaspadai beberapa tim yang memang punya potensi berbahaya. Terutama di wilayah atau region Jakarta Selatan.

“SMAN 3, Al-Izhar, itu pasti masih jadi favorit. Mereka memang punya pemain yang sudah matang,” terangnya.

Meskipun bukan menjadi tim unggulan, ia terus memompa semangat para anak asuhnya. Biar bisa terus fight selama pertandingan. Ia pribadi punya target yang tinggi. Yaitu bisa jadi juara tingkat regional.

“Saya selalu kasih motivasi terus, kasih contoh kalau lewat basket jadi sarana buat karir ke depannya, entah itu kuliah atau bekerja di perusahaan lewat jalur basket. Itu yang bikin mereka terpacu,” tutup pelatih berusia 39 tahun itu. (*)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY