SAMARINDA - Kejutan berkelindan di Honda DBL East Kalimantan Series 2019. Juara bertahan bertumbangan. Tim-tim kuda hitam muncul ke permukaan. Salah satu yang mengejutkan adalah, keberhasilan SMKN 2 Balikpapan merebut gelar juara. Di akhir musim kompetisi, mereka menumbangkan SMAN 3 Samarinda dengan skor 44-24.
Selain kerja keras pemain yang berlaga di lapangan, kesuksesan SMKN 2 Balikpapan tak lepas dari taktik cerdik pelatihnya. Dia adalah Muhammad Hendra. Di lapangan, namanya dikenal sebagai Hendra77, yang ia anggap sebagai nama keberuntungan.
Hendra, pertama kali berkenalan dengan basket saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat teman-teman sebayanya berlarian di tanah lapang bermain sepak bola, Hendra memilih jatuh hati pada basket.
Kecintaanya itu berlanjut hingga saat ini. Dia tumbuh dan meletakan mimpinya seperti bola di tangan anak-anaknya: memantul dari satu jaring ke jaring lain. Karir basketnya berpindah dan bertumbuh seiring jalannya waktu.
Saat Hendra kecil, olahraga basket memang asing bagi lingkungannya. Selain sepak bola, olahraga yang populer di lingkungannya saat itu bulu tangkis. Ayahnya sangat gemar bulu tangkis. Lantaran tidak terlalu populer, fasilitas untuk bermain basket pun minim.
Tapi itu tak menyurutkan semangat Hendra untuk terus menekuni basket. Dia rela tiap hari ngontel (mengayuh sepeda) sejauh 8 km (pulang-pergi) hanya untuk bisa berlatih basket di sebuah lapangan plester sederhana di tengah kota.
Sebelum menekuni karir sebagai pelatih, coach Hendra adalah pemain basket yang moncer. Dia sempat beberapa kali mengharumkan nama kota yang membesarkannya, Balikpapan. Mulai ajang Popda hingga Porprov. Sejak saat itu, namanya berpindah dari satu klub ke klub lain.
Setelah lulus sekolah, Hendra mulai berlaga di liga profesional. Hobinya itu terbantu juga saat Hendra bekerja di sebuah perusahaan gas. Ketika itu dia mendapatkan akses untuk melanjutkan karir profesionalnya.
Karir kepelatihan Hendra sendiri bermula 16 tahun lalu. Dia mulai menangani sebuah tim di Balikpapan. Beberapa tahun kemudian SMKN 2 Balikpapan juga mulai mempercayakan tim basketnya dilatih oleh Hendra.
Kendati mengasuh tim anak-anak, tapi Hendra merasa enjoy. Sebab dia banyak belajar dari sana. Cukup banyak catatan apik yang diraih Hendra dengan tim SMKN 2 Balikpapan. Pada 2015 lalu, tim SMKN 2 Balikpapan sempat masuk final Honda DBL East Kalimantan Series. Sayang, tim asuhan Hendra belum berhasil memeluk trofi. Mereka harus puas dengan gelar runner-up.
Setahun setelahnya, Hendra absen dari Honda DBL East Kalimantan Series. Selama setahun dia memilih berkonsentrasi mencari bibit-bibit unggul yang masih duduk di bangku SMP. Pada 2018, Hendra dan SMKN 2 Balikpapan kembali tampil. Prestasi yang diraih SMKN 2 Balikpapan lumayan. Bisa lolos hingga babak fantastic four.
Sebenarnya pada musim 2019 ini Hendra tak memasang target menjadi juara. "Saya melakukan itu agar anak-anak tak terbebani. Yang saya minta dari mereka cuma satu, tampil all out," ujarnya. "Tapi ternyata Tuhan berkata lain, kami bisa juara," imbuhnya.
Bagi Hendra, pertandingan final melawan SMAN 3 Samarinda, 3 Agustus kemarin merupakan momen tak terlupakan. “Ini sungguh pengalaman yang luar biasa. Selama 11 tahun saya menanti menjadi juara,” ujar Hendra.
Hendra dan SMKN 2 Balikpapan adalah sebuah bukti bahwa takdir berada di tangan kita. Tinggal bagaimana kita memiliki kegigihan untuk mengubahnya, atau memilih untuk pasrah.()