Setelah fokus pengembangan mental di sesi Team Building, Honda DBL All-Star 2019 'dipaksa' keluar dari zona nyaman oleh motivator Yovita Lesmana.
Ketika berkumpul di Wdnsdy Cafe, Surabaya Town Square, Sabtu (15/2), Yovita menegaskan kepada skuad putra dan putri supaya berani membanggakan diri mereka sendiri.
"Siapa yang setelah terpilih All-Star update di Instagram, dengan caption yang menunjukkan kalau kalian bener-bener bangga dengan pencapaian itu?" tak ada jawaban dari seluruh anggota All-Star.
Yovita pun melanjutkan, dia berharap All-Star mau memanfaatkan momen ini dan menjadikannya konten di media sosial. Sebab, keberhasilan mereka bukanlah hasil keberuntungan, melainkan kerja keras.
"Yang ingin berada di posisi kalian itu banyak, kalian jangan sia-siakan kesempatan ini. Posting apapun! Jangan sungkan!" tegasnyi.
Dia menambahkan, membuat konten menarik di Instagram bukan berarti mereka harus berubah menjadi orang lain. Masih banyak All-Star yang tidak mau memanfaatkan media sosial dengan alasan tidak bertujuan menjadi selebgram.
"Kalian tidak harus jadi selebgram. Kalian bisa menjadi diri kalian sendiri tapi di level selanjutnya. Kalian bisa jadi brand ambassador, bisa juga jadi pembicara seputar basket," kata Yovita.
Setelah itu, para pemain diberi mystery box berisi jersey yang akan dikenakan saat di Amerika Serikat, dan diminta untuk mengabadikannya dalam bentuk konten media sosial.
Usai acara, Aimee Tampu Francienne menyebut dirinya sangat terinspirasi oleh Yovita. "Kelas kali ini menyadarkan diriku kalau, seperti yang pembicara bilang, kalau aku sudah di sini, berarti aku memang sudah pantas," ucap siswi SMAN 4 Yogyakarta tersebut.
Dia mengakui kalau sejak awal terpilih Honda DBL All-Star 2019, Aimee belum merasa benar-benar pantas.
"Masih ada rasa-rasa nggak pantas. Tapi setelah mendengar pembicara tadi, aku harus yakin kalau aku memang sudah pantas," ujar Aimee.
Ditemui selepas acara, Yovita yang juga seorang entrepreneur itu mengatakan bahwa sebenarnya, para All-Star punya potensi besar dalam mengembangkan diri mereka.
"Mereka itu produk jadi, mereka punya potensi dari daerah masing-masing. Yang paling penting mereka harus tahu ini bukan tahap terakhir. Menurut saya, ini langkah awal," tuturnyi.
Dia pun berpesan supaya para pemain tak lagi membatasi diri dalam mewujudkan mimpi untuk menjadi apapun.
"Nanti kesempatan yang akan mengejar," pungkasnyi. (*)