SURABAYA-Pada penampilan top 3 Junior DBL Dance Competition, SMP Petra 1 Surabaya berhasil meriuhkan DBL Arena. Konsep vampire yang out of the box dari mereka sukses membuat para juri terpukau.

Tim dance SMP Petra 1 Surabaya sendiri membuat dua alur cerita dalam penampilannya musim ini. Pada proses penyisihan menuju 10 besar terbaik, mereka membawa kisah tentang vampire yang masuk ke dalam desa. Ia berhasil menyebarkan virus dan membuat banyak penduduk menjadi vampire.

Di babak 10 besar dan final, mereka pun menceritakan kehadiran AZA Man yang berusaha melawan vampire-vampire tersebut. Dengan kostum kuning dan sepatu AZA Merdeka AZA Man berhasil mengalahkan vampire tersebut.

Berbeda dengan tim dance lainnya, SMP Petra 1 Surabaya tak tanggung-tanggung untuk tampil menggebrak sejak awal. Beat yang tinggi serta gerakan yang lebih enerjik membuat mood penonton dibuat naik.

Hugo Vallen, salah satu anggota tim dance Petra 1 menceritakan bahwa konsep ini mereka buat sejak lima bulan lalu. Awalnya, mereka memiliki beberapa opsi tema dan alur cerita. Namun, mereka jatuh hati dengan konsep Vampire.

“Ketika brainstorming, kita saling membayangkan gimana alur ceritanya. Kita pilih vampire karena lebih greget aja,” ujar cowok yang berperan sebagai vampire tersebut.

Dalam lima bulan membuat konsep tersebut, mereka sempat menemukan kendala. Tepatnya di H-7 penampilan mereka. Peti yang mereka buat ukurannya tidak sesuai ekspektasi.

“Ketika kita coba, ternyata petinya kebesaran. Jadinya kita dan sekolah buat petinya lagi. Syukur puji tuhan dalam dua hari petinya bisa selesai,” ungkapnya.

Tak hanya masalah properti, SMP Petra 1 Surabaya juga sangat membantu tim dance mereka. Terutama dalam penggunaan fasilitas. Hal inilah yang membuat tim dance mereka mampu mengembangkan ide dengan lebih optimal.

“Selain itu, orang tua kami juga punya peran besar. Tanpa ada dukungan orang tua, kita tidak bisa seperti ini,” tambahnya.

Ketika ditanya apa rahasia kekompakan tim dance SMP Petra 1 Surabaya, Hugo menceritakan bahwa mengerti satu sama lain menjadi kunci kekaraban mereka.

“Dengan mengerti satu sama lain, kita jadi tahu dan makin akrab. Dari sinilah kekompakan akan semakin kuat,” tutupnya.

 

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Akhirnya Smansa Denpasar Kawin Gelar Lagi!
Kreatif! Buket Kopi Good Day Cocok untuk Hadiahkan Pas Doi Timnya Menang
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Sinergi Sekolah Bawa Bulungan Berprestasi di Olahraga dan Akademik!